Lihat ke Halaman Asli

Pertumbuhan dan Perkembangan

Diperbarui: 23 September 2020   12:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi tinggi badan anak(Choreograph)

Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan. Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara continu, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Kedua proses ini berlangsung secara interdepedensi, artinya saling bergantung satu sama lain.

Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi bisa dibedakan untuk lebih mempermudah penjelasan.

Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu. Pertumbuhan juga dapat diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik ( keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan.

Hasil pertumbuhan antara lain berwujud bertambahnya ukuran-ukuran kuantitatif badan anak, seperti panjang, berat, dan kekuatanya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup perubahan yang makin sempurna tentang sistem jaringan syaraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani lainya. Dengan demikian pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses perubahan dan proses pematangan fisik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yang kurang normal :

1. Faktor-faktor yang terjadi sebelum lahir. 

Seperti kekurangan nutrisi pada ibu dan janin, janin terkena virus, keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan, terkena infeksi oleh bakteri syphilis.

2. Faktor ketika lahir atau saat kelahiran.

Faktor ini antara lain intracranial haemorage atau perdarahan pada bagian kepala bayi yang disebabkan oleh tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan.

3. Faktor yang dialami bayi sesudah lahir, antara lain oleh karena pengalaman traumatik pada kepala,infeksi pada otak atau selaput otak.

4. Faktor psikologis antara lain karena bayi ditinggalkan ibu, ayah atau kedua orang tuanya. Sebab lain ialah anak-anak dititipkan pada suatu lembaga, seperti rumah sakit, rumah yatim piatu, yayasan perawatan bayi, dll.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline