Lihat ke Halaman Asli

Pengkaderan Mahasiswa

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

2 x 1,5 liter untuk 100 orang

Sekumpulan teman-teman dikumpulkan, dengan budaya yang entah sudah sejak kapan. Setelah makan siang, “Ayo, kalian hanya dikasih 2 botol air 1,5 Liter untuk 100 orang”. Ada tujuan dibaliknya, yaitu kebersamaan, ya itulah alasan utamanya, tanpa sedikitpun memperhatikan makanan yang sudah nyangkut dan terasa sangat mendesak didada, namun fungsi air untuk mempelancar pencernaan harus sejenak dilupakan dengan alasan untuk kebersamaan.

Banyak hal ‘lucu’ yang terjadi disistem kita, pernahkah kita memikirkannya? Pernahkah kita peduli terhadapnya? Ketika kita ingin merubah sistem, haruskah kita masuk ke dalam sistem? Pernahkah kita menggunakan hati sanubari untuk mengkaji hal tersebut?

Sistem pembatasan daerah dan menikmati fasilitas milik negara, milik rakyat Indonesia yang kita cintai. “Karena Anda tidak mau mengikuti sistem, maka kami nyatakan Anda tidak berhak untuk memasuki wilayah ini dan menikmati fasilitas ini.” Walaupun kita sadari bersama kalau kita semua telah membayar kewajiban kita, namun tetap tidak dapat menikmati haknya karena sistem yang berlaku.

Ketika itu masih sangat jelas terdengar ditelinga ku, sampai sekarang masih tergiang ditelinga ku yang masih merelung dihati, “Kami tidak butuh kalian, kalian yang butuh kami”! “Kurang ajar, aku ga disapa!”, hati hanya bisa menghela nafas tanpa mau memperpanjang tentang suatu persepsi.

Setelah dua tahun, pernah dikala itu terlihat sekumpulan gologan putih yang digiring dari outdoor ke indoor, dan ketika gologan putih sudah di indoor, semua panitia berkumpul disuatu ruangan, ketika itu saya lihat senyum lebar dan ketawa yang sangat lepas, ketika itu aku berpikir “wah, sepertinya sangat puas setelah melihat orang tertekan”. Apakah itu ekspresi yang harus ditunjukkan? Ketika kita menginginkan suatu tujuan, seberapa banyak orang yang sudah dapat mengerti akan tujuan tersebut?

Ketika hal itu selalu dipertentangkan, pernahkah kita berpikir, “Sepertinya ada yang salah, kenapa pandangan saya dan pandangan dia bisa berbeda?” Bukankah suatu persepsi dapat disamakan?

Saya yakin dalam hati kecil Anda yang putih dan bersih pasti ada sedikit rasa yang masih mempertanyakan hal tersebut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline