Di suatu hutan yang jauh dari peradaban umat manuasia, tinggal lah hewan liar yang saling hidup berdampingan. kisah ini di mulai ketika sang burung yang sedang kongwong dengan kerabatnya di atas pohon, di datangi oleh ular yang panjang seakan ingin menerkam buruannya tapi ada seekor kelinci yang meneriaki kawanan burung tersebut AWASS ULARRR.... sontak burung burung kaget dan terbang kocar kacir melarikan diri.
Burung burung itu pun terbang dan mengadu kepada sang raja hutan, Raja raja tolong kami, kami ingin di makan oleh ular di daerah terlarang. Apa!!! ular berani melanggar aturan ku untuk berburu di daerah terlarang (yaitu tempat di mana tidak boleh ada hewan saling memakan atau berkelahi) kata sang raja. Panggil kemari ular itu kata sang raja kepada para monyet pengawal.
Di bawalah ular ke hadapan sang raja, Hei kauu ULARR.... Berani sekali kamu mau memakan tuang burung di daerah terlarang? tanya sang raja dengan muka marah. kamu akan saya hukum kurungan 3 bulan penjara di goa kematian, Tunggu tunggu raja dengar kan penjelasan saya dulu kata sang ular. Baik coba jelaskan apa alasan mu ingin menerkam tuan burung dan teman teman nya kata sang raja dengan bijak. Begini raja saat itu saya sedang kesepian lalu ada kawanan burung yang sedang kongkow dan bergosip, maka dari itu saya mendatangi mereka dan ingin ikut kongkow.
Lalu sang kelinci berteriak AWAS ULARRR..... sontak burung kaget lalu terbang terbirit birit, jadi yang salah adalah kelinci Raja. Owh jadi seperti itu ceritanya? tanya sang raja kepad burung. mmm..... eeee... tuan burung kebingungan untuk menjawab. Baik lah panggil sang kelinci pun datang dan di tanya oleh sang raja. Hei Kelinci apa benar kau meneriaki ular sehingga membuat takut para burung? Ia betul itu raja, saya memang bilang begitu ke pada tuang ular, niat saya baik raja karena ingin memberitahu ular untuk berhati hati saat memanjat pohon takun dia jatuh dari pohon. tapi tiba tiba sang burung malah kabur tidak karuan.
Apa jadi ini semua salah paham? kata sang raja. Kau ini burung!! membuat laporan palsu, kau tau kan laporan mu itu bisa membuat ular dalam bahaya ditambah lagi si ular punya keluarga. jika saya menghukum nya, keluarganya bisa malu karena perbuatan si ular. tapi untung ini adalah salah paham, untuk itu kalian para burung di hukum untuk tidak bergosip lagi di wilayah ku.
Sekian cerita fabel di atas, kita bisa memetik pelajaran dari cerita tersebut. yaitu untuk tidak mudah terprovokasi dengan berita ataupun laporan tanpa kita menyelidiki lebih dalam.
Sekian terimakasih sampai jumpa lagi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H