Lihat ke Halaman Asli

Zhahwanda Anasty Prassadewi

Mahasiswa S1 Perencanaan Wilayah dan Kota UNEJ'2019

"Kampung Kopi" Surganya Kopi Bondowoso

Diperbarui: 29 Oktober 2019   14:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ikon Bondowoso Republik Kopi|dokumentasi BRK

Bondowoso merupakan kota kecil yang terletak dibagian timur pulau Jawa. Berbatasan langsung dengan Kabupaten Jember, Situbondo, Banyuwangi, dan Probolinggo. Kota ini disebut sebagai wilayah Tapal Kuda yang tidak memiliki laut  sama sekali dan diapit oleh dua pegunungan yaitu pegunungan Argopuro dan pegunungan Ijen serta bukit-bukit lainnya. Posisi ini ternyata  membuat jalan masuk menuju Bondowoso berkelok dan sulit dilalui oleh jalur pantura yang juga merupakan jalur perdagangan di Jawa dan juga jauh dari ibukota, Surabaya.

Disisi lain, ternyata letak Bondowoso yang diapit oleh pegunungan dan bukit ini menjadi sebuah keunggulan tersendiri. Kota Bondowoso ini memiliki potensi wisata alam yang sangat bagus dan menarik. Keadaan dimana dengan adanya ladang pertanian dan perkebunan yang subur  membuat udara menjadi segar dan sejuk ini juga dijadikan sebagai potensi alam. Pemanfaatan potensi ini sangatlah penting untuk meningkatkan daya saing Kota Bondowoso.

Walaupun tidak memiliki wilayah laut sama sekali, ternyata kota Bondowoso ini tak kalah saing dengan kota-kota besar lainnya. Kota Bondowoso ini juga memiliki ciri khas atau ikon tersendiri yaitu sebagai "Kota Tape" karena makanan khas dari kabupaten ini adalah tape yang rasanya juga sangat khas dan berbeda dengan tape dari daerah lain. Meski kota ini terkesan asing, kota kecil ini ternyata juga mampu menarik wisatawan lokal bahkan wisatawan mancanegara.

Indonesia, merupakan salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia yang berada di deretan nomor empat dunia. Kopi yang dihasilkan Indonesia memiliki berbagai jenis macam dan varietasnya juga tersebar di setiap daerah mulai dari Sabang hingga Merauke. Salah satu wilayah yang baru saja mendeklerasikan dirinya sebagai "Republik Kopi" adalah Kota Bondowoso dengan menggunakan tagline "Ngopi Yuk di Bondowoso!"

Pemerintah kota Bondowoso telah mendeklerasikan dirinya sebagai Republik Kopi sejak peresmian yang dilakukan oleh Bupati Amin Said Husni pada tanggal 22 Mei 2016 lalu. Pendeklerasian ini dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan untuk mengangkat nama Bondowoso hingga lebih ke kancah internasional.

Perkebunan yang dimiliki oleh PTPN XII memiliki 34 unit, tetapi hanya ada 4 unit kebun yang mampu mengembangkan tanaman kopi jenis Arabika. Tiga kebun tersebut diantaranya adalah Kebun Blawan, Kebun Jampit, dan Kebun Pancor  yang mampu menghasilkan kopi Arabika yang telah bertaraf internasional. Kopi tersebut dikenal dengan sebutan Java Coffe Blawan, Java Coffe Jampit, dan Java Coffe Pancor.

Julukan lain untuk kota Bondowoso adalah "The Highland Paradise", kota ini telah menggelar sebuah event yaitu Festival Bondowoso 2016 yang bertujuan untuk meningkatkan para wisatawan lokal maupun mancanegara. Dalam event ini menampilkan berbagai budaya khas dan juga diharapkan mampu mengenalkan potensi wisata yang ada seperti Kawah Ijen, Kawah Wurung dan wisata lainnya. Tujuan lain dari event ini adalah mendeklarasikannya Republik Kopi dimana Bondowoso memiliki akan keharuman khas aroma kopi serta mengenalkan kopi sebagai sebuah potensi pariwisata yang baru di Bondowoso.  Antusiasme masyarakat terhadap kopi juga semakin meningkat. Cara yang dilakukan oleh pemerintah setempat adalah mendirikan wisata "Kampung Kopi".

Bupati Bondowoso, yaitu bapak Amin Said Husni telah resmi mendirikan wisata "Kampung Kopi" yang terletak di jalan Pelita, Tamansari. Terdapat 30 tempat lebih kedai kopi yang ada di Jalan Pelita ini.  Mulanya daerah ini merupakan wilayah yang sepi meskipun letaknya di tengah-tengah kota. Akan tetapi setelah di dirikannya Kampung Kopi membuat jalanan ini menjadi ramai karena banyak pengunjung. Bukan hanya pengunjung dari masyarakat Bondowoso sendiri, melainkan dari wisatawan dalam maupun luar negeri.

Dibukanya "Kampung Kopi" ini ternyata mampu mendorong pembangunan klaster kopi dan juga dapat meningkatkan perokonomian kota dan para pegiat kopi. Kopi Arabika khas Bondowoso ini juga diekspor ke berbagai mancanegara dan disambut dengan antusias oleh pasar mancanegara. Tidak hanya dijual dalam bentuk mentah, namun dengan adanya "Kampung Kopi" ini dapat dijual dalam bentuk olahan berupa seduhan kopi. Selain itu para wisatawan yang sedang berlibur ke Bondowoso juga bisa melihat secara langsung bagaimana cara pengolahan kopi dari para pegiat kopi disana. Kampung Kopi juga bisa dijadikan sebagai tempat perkumpulan para pecinta kopi,  karena berbagai macam jenis kedai ini menarik. 

Sektor pariwisata ternyata mampu menyumbang dan berkontribusi untuk mendongkrak perekonomian suatu wilayah. Dengan adanya Republik Kopi ini sebagai pariwisata yang baru juga mampu mendongkrak perekonomian kabupaten Bondowoso. Republik Kopi ini telah mendapat pengakuan dari dunia internasional karena terdapat kopi Arabika khas Bondowoso. Kopi Arabika ini lebih dikenal dengan kopi Arabica Java Ijen Raung. Bahkan sepertiga produksi kopi Arabika ini mampu menembus pasar di Eropa.

Seperti yang kita ketahui. Bondowoso merupakan penghasil kopi terbaik dan telah mendapatkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat setempat, wisatawan dalam, dan wisatawan luar. Republik Kopi ini merupakan salah satu cara pemerintah untuk melestarikan dan mengenalkan kopi Bondowoso hingga ke taraf internasional dan juga sebagai wisata baru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline