Remaja merupakan potensi bagi pembangunan, mengingat remaja sebagai penerus masa depan bangsa. Namun ternyata terdapat beberapa aspek lain dari remaja Indonesia yang mengkhawatirkan para orang tua, guru, tokoh masyarakat, dan pemerintah, yaitu perilaku remaja terkait seks, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, dan HIV/AIDS.
Kebutuhan dan jenis resiko kesehatan reproduksi yang dihadapi remaja juga mempunyai ciri yang berbeda dari anak-anak maupun orang dewasa. Jenis resiko kesehatan reproduksi yang harus dihadapi remaja antara lain adalah kehamilan, aborsi, penyakit menular seksual (IMS), kekerasan seksual, serta masalah keterbatasan akses terhadap informasi dan pelayanan kesehatan.
Beberapa karakteristik remaja, yaitu memiliki keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan, serta berani menanggung resiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan yang matang. Hal ini menimbulkan banyak permasalahan pada remaja, salah satunya adalah permasalahan mengenai kesehatan reproduksi. Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi.
Komnas Perempuan mencatat, sepanjang tahun 2021, terdapat 59.709 kasus pernikahan dini yang diberikan dispensasi oleh pengadilan. Walaupun ada sedikit penurunan dibandingkan dengan tahun 2020, yakni 64.211 kasus, namun angka ini masih sangat tinggi dibandingkan tahun 2019 yang berjumlah 23.126 pernikahan anak. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga mengeluarkan data terbaru orang dengan HIV di Indonesia, hingga Juni 2022, total pengidap HIV yang tersebar di seluruh provinsi mencapai 519.158 orang.
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) merupakan bagian terpadu dari program kesehatan dan keluarga berencana di Indonesia. Program terpadu ini secara khusus bertujuan untuk mengatasi masalah terkait pernikahan dini, kehamilan tidak diinginkan, konsumsi tembakau dan alkohol, serta HIV-AIDS (Kemenkes, 2015). Salah satu bentuk upaya untuk mengedukasi para remaja terkait dengan Kesehatan Reproduksi Remaja, mahasiswa Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Membangun Desa (MD) Universitas Negeri Malang menyelenggarakan sosialisasi terkait dengan materi Kesehatan Reproduksi Remaja sebagai salah satu program kerja dalam kegiatan Membangun Desa (MD).
Sosialisasi tersebut dilaksanakan pada tanggal 12 dan 14 September 2022 yang bertempatan di SMPN 1 Wonosari, Desa Kebobang, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, dan ditujukan untuk siswa-siswi kelas 9 SMPN 1 Wonosari. Dalam rentang umur tersebut rata-rata siswa dan siswi sudah mengalami pubertas, maka mereka sudah dirasa cukup dan perlu untuk menerima materi Kesehatan Reproduksi Remaja.
Sosialisasi Kesehatan Reproduksi Remaja ini memberikan materi terkait dengan pengenalan masa-masa pubertas, jenis-jenis kenakalan remaja, mulai dari narkoba, bahaya pacaran, bahaya sex bebas, akibat dari sex bebas, pengenalan dan pencegahan HIV AIDS, dan juga mengenai materi undang-undang perkawinan, dampak dari pernikahan dini yang dikaitkan dengan segi psikis dan segi kesehatan seseorang. Dengan dilaksanakannya sosialisasi ini diharapkan para remaja bisa memahami dan lebih peduli dengan kesehatan reproduksi nya, dikarenakan salah satu hal penting dalam menata masa depan remaja adalah dengan sadar kesehatan reproduksi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H