Program pencegahan stunting telah menjadi salah satu program prioritas Pemerintah Indonesia sejak tahun 2018 hingga saat ini. Alasan program pencegahan stunting digalakkan didasarkan dengan kondisi stunting di Indonesia yang tergolong tinggi. Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting Balita Indonesia mencapai 24,4% pada 2021. Artinya, hampir 1 dari 4 balita mengalami stunting dan berada pada kategori sedang berdasarkan standard WHO. Faktor utama yang menyebabkan stunting pada anak yaitu kurangnya kecukupuan gizi pada masa bayi maupun balita. Faktor asuhan ibu yang kurang baik juga menjadi faktor lain yang berkontribusi besar pada kasus stunting. Contoh pola asuh ibu yang kurang baik antara lain, pemantauan tumbuh kembang anak yang kurang diperhatikan oleh ibu serta jarangnya melakukan kunjungan posyandu.
Salah satu daerah dengan prevalensi stunting tinggi di Indonesia yaitu Kota Semarang. Berdasarkan informasi dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Yuli Kurniasih, pada Agustus 2022, terdapat sekitar 1.465 atau 1,53% dari total balita di Kota Semarang yang mengalami stunting. Penyebab utama stunting di Kota Semarang yaitu asupan gizi yang kurang dan pola asuh yang tidak tepat pada balita. Oleh karena itu, berbagai upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk menekan angka stunting antara lain program pendampingan stunting dan keluarga berisiko stunting hingga memaksimalkan kelas ibu hamil dan kelas balita.
Selain Dinas Kesehatan, Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Diponegoro juga ikut andil dalam program penurunan angka stunting di Kota Semarang. Melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) oleh Kemendikbud, sejumlah mahasiswa FKM Undip diturunkan di berbagai wilayah kerja puskesmas di Kecamatan Tembalang, salah satunya Puskesmas Pudakpayung. Berbagai kegiatan yang dilakukan selama program MBKM tersebut yaitu, pemantauan antropometri di seluruh posyandu di bawah wilayah kerja Puskesmas Pudakpayung, Pemberantasan Jentik Nyamuk (PJN) di Kelurahan Pudakpayung dan Gedawang, serta Pemasangan Ovitrap dan Survei Vektor di Kelurahan Pudakpayung dan Gedawang.
Selain program dari puskesmas, Mahasiswa FKM juga membuat dan melaksanakan program mandiri, salah satunya Program Edukasi Ibu Balita untuk Program Pencegahan Stunting.Program tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2022 bersamaan dengan kegiatan Posyandu di satuan Posyandu Flamboyan Siroto, Kelurahan Pudakpayung, Semarang. Edukasi dilakukan dengan memberikan informasi melalui metode ceramah mengenai stunting dan pentingnya asupan gizi bagi balita disertai dengan pembagian leaflet dan sesi tanya jawab. Respons audiens tentang program ini cukup baik, ditandai dengan audiens yang mengikuti acara dari awal hingga akhir serta atensi audiens yang terlihat tertarik dengan informasi yang disajikan, baik secara lisan maupun melalui leaflet.
Program Edukasi Ibu Balita untuk Program Pencegahan Stunting dapat menjadi sumber informasi terkait asupan gizi dan pola asuh pada balita yang baik untuk pencegahan stunting. Program ini juga dapat menjadi bukti kepedulian mahasiswa FKM Undip terhadap permasalahan kesehatan di Kota Semarang. Diharapkan program dengan tujuan serupa dapat dilaksanakan untuk membantu percepatan penurunan angka stunting di Kota Semarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H