Lihat ke Halaman Asli

PSK Impor dari Maroko di Puncak

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1417709765790906565

[caption id="attachment_357871" align="aligncenter" width="670" caption="PSK Dari Maroko Jajakan Diri di Puncak (www.merdeka.com)"][/caption]

Hari ini salah satu berita yang menarik perhatian saya adalah soal belasan pekerja seks komerisal (PSK) asal Maroko yang terjaring petugas Imigrasi di Kawasan Puncak. Sekitar 19 orang wanita-wanita tuna susila impor dari Maroko itu diciduk di Villa-villa tempat mereka biasa mangkal. (lihat disini). Disinyalir yang lain masih beredar di kawasan puncak karena pada saat penggerebekan banyak yang kabur.

Pramunikmat asal Maroko itu tak sembarangan menjajakan diri. Mereka tak mau melayani pria lokal, hanya mau dengan orang-orang Timur Tengah (arab). Tarif mereka pun mahal banget. Untuk satu jam pelayanan di ranjang bisa sampai 5 juta rupiah. Rupanya, mereka memang sengaja didatangkan dari sana untuk memenuhi kebutuhan pelancong Arab yang banyak beredar di Puncak.

Puncak memang sudah lama dikenal sebagai pusat melepas syahwat turis-turis arab. Wilayah yang masuk Kabupaten Bogor itu semakin dikenal karena kontroversi 'kawin kontrak' antara para pelancong arab itu dengan gadis lokal. Si wanita cuma menjadi istri sementara selama para pelancong itu ada di Indonesia. Setelah itu ya, selesai sudah. Menurut saya sama saja sih dengan prostitusi terselubung.

Saya pernah main ke kawasan Puncak.  Sekarang memang banyak tenpat seperti kafe, resto dan minimarket yang kental dengan nuansa Timur Tengah. Di beberapa itik disepanjang jalan puncak-cianjur bahkan sudah seperti 'Arabian Town'. Tampang-tampang Arab pun begitu mudah ditemukan di Puncak.

Nah, rupanya, kini mereka mungkin sudah jenuh dengan orang lokal. Oleh karena itu, penyedia mulai mengimpor dari wilayah yang memiliki kemiripan fisik dan kedekatan. Gadis-gadis Maroko lah yang didatangkan. Negeri itu memang kurang maju dan peluang bisnis menggiurkan memikat gadis-gadis maroko itu datang ke Indonesia.

Perempuan dari daratan 'maghribi' itu datang ke Indonesia berbekal visa turis. Namun, bukannya berlibur. Mereka disini 'bekerja' menjadi kupu-kupu malam.

Wah, miris yah. Ternyata negeri kita sudah menjadi destinasi bagi PSK impor. Tak hanya kedelai, gandum, minyak, garam, daging dan lain-lainya, PSK pun impor. PSK lokal pun makin tersisih. Oh ya, mereka berarti juga menjadi saingan Usbek yang lebih dulu masuk dan terkenal di Indonesia.

Salam Indonesia...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline