Lihat ke Halaman Asli

Zetty Azizatun Nimah

Guru Madrasah_Guru ngaji_Dosen_Instruktur

Bicara Asyik dengan ABG Kita

Diperbarui: 1 Januari 2025   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara asyik dengan ABG kita (ilustrasi chatgpt)


Berbicara dengan remaja (ABG) bisa menjadi tantangan karena mereka sering berada di fase pencarian identitas dan kadang sulit terbuka. Sering para momy dihadapkan dengan anak  remajanya yang tiba-tiba tertutup, berbicara secukupnya, tidak boleh disentuh benda-benda privacynya, menyendiri, gampang tersinggung, merasa dibayang-bayangi pengawasan, wal hasil komunikasi anak dengan orang tua menjadi mandeg dan membeku.

Tentu hal ini menjadi suasana interaksi dingin karena ayah bunda tidak bisa tahu apa yang terjadi, perkembangan seperti apa yang mereka alami, dan permasalahan apa yang mereka hadapi, justru semakin besar kekhawatiran kita sebagai orang tua. Kuncinya ada di komunikasi.
Berikut trik agar berbicara menjadi hal yang mengasyikkan antara ABG dengan ayah bunda.


Jadi Pendengar Aktif
Dengarkan tanpa menghakimi.
Tunjukkan empati dengan berkata, "Aku paham kenapa kamu merasa begitu."
Jangan langsung memberi nasihat, biarkan mereka selesai berbicara dulu. Mereka sudah mulai mau berbicara menunjukkan progres yang bagus menuju keterbukaan

Gunakan Bahasa Mereka
Sesuaikan cara bicara dengan gaya mereka tanpa terkesan memaksakan. Hindari nada menggurui, yang membuat mereka boring dan jengah. Bila bisa kemas komunikasi dengan humor jauh dari kata-kata yang menyudutkan.

Pilih Waktu yang Tepat
Ajak bicara saat mereka sedang santai, seperti saat makan atau bepergian bersama. Hindari bicara saat mereka sedang stres atau emosi.

 Tunjukkan Ketulusan
Jangan hanya bertanya karena formalitas.
Katakan, "Aku pengen tahu lebih banyak tentang yang kamu rasakan."


Berikan Privasi dan Kepercayaan
Jangan langsung mendesak mereka untuk bercerita. Tunjukkan bahwa kamu menghormati pilihan mereka untuk berbagi kapan pun mereka siap.

Hindari Kritikan Langsung
Jika ada yang menurutmu salah, gunakan pendekatan halus: "Aku penasaran, kenapa kamu memilih itu?"
Fokus pada solusi, bukan kesalahan, semakin anak disalahkan semakin anak menjauh dari kita


Berikan Contoh dari Hidupmu

Ceritakan pengalaman pribadimu saat seusia mereka.Ini membuat mereka merasa dimengerti tanpa merasa diajari. Posisi yang sama sebagai analogi dan sekaligus solusi yang dilakukan tempo dulu.

Gunakan Aktivitas sebagai Media
Ajak mereka melakukan sesuatu yang mereka sukai, seperti olahraga, memasak, atau bermain game.
Kadang, pembicaraan lebih mudah mengalir saat sedang beraktivitas bersama.


Hargai Opini Mereka
Jangan remehkan pendapat mereka meskipun berbeda.
Katakan, "Itu pandangan yang menarik, kenapa kamu berpikir begitu?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline