Lihat ke Halaman Asli

Zephira Mujadidardh W

Undergraduate Psychology's Student

Pola Asuh yang Paling Tepat untuk Era Digital

Diperbarui: 4 Oktober 2022   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Pandemi Covid 19 berdampak besar bagi kehidupan masyarakat di seluruh dunia tidak terkecuali Indonesia. Salah satu dampaknya adalah peralihan kegiatan yang serba luring menjadi daring. Dimulai dari proses kegiatan belajar mengajar dalam kelas, sampai kegiatan berbelanja kebutuhan sehari-hari. Tak heran jika data BPS (Badan Pusat Statistik) 2020 menunjukkan, bahwa jumlah pengguna telepon seluler meningkat sebanyak 4,20% dari tahun sebelumnya.

Penggunaan media daring sebagai pusat pembelajaran membuat semua kalangan usia harus mulai beradaptasi dalam menggunakan gawainya, termasuk anak-anak. Dilansir dari laman situs resmi milik KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia), hasil survei yang dilakukan pada 8-14 Juni 2020 menunjukkan bahwa sebanyak 71,3% anak-anak telah memiliki gadget mereka sendiri. Terlepas dari penggunaannya sebagai media belajar ataupun tidak.

Sayangnya, dampak yang dihasilkan dari penggunaan gadget tidak selalu positif bagi anak-anak. Ada beberapa dampak negatif yang dapat muncul seperti risiko kecanduan, berkurangnya interaksi langsung dengan lingkungan sekitar, kecenderungan meniru adegan-adegan yang dilihat, rentan mengalami atau melakukan cyberbullying, dan lain-lain (Miranti & Putri, 2021;  Syifa et al., 2019). Dampak tersebut mungkin saja bertambah apabila rendahnya pengawasan dan bimbingan dari orang tua terhadap perilaku penggunaan gadget anak-anak.

Pada era digital seperti saat ini, pola asuh orang tua memainkan peran yang amat penting. Orang tua setidaknya harus mampu menghargai hak anak dalam dunia digital dan teknologi, serta memberdayakan mereka untuk berkembang di dalamnya, namun tetap membimbing mereka melalui komunikasi dan kepercayaan. Itulah yang dinamakan dengan pengasuhan positif (positive parenting). Dalam pengasuhan positif, anak tidak hanya sekedar dilarang, namun juga difasilitasi dengan kegiatan sehari-hari yang 'nyata' kepada anak. Contohnya seperti rekreasi keluarga, rutinitas makan bersama, dan menemani anak untuk tidur disamping sambil mengizinkannya untuk menggunakan media digital.

Oleh karena itu sehubungan dengan urgensi diatas, Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Jakarta membentuk tim yang tersusun atas:

  • Ernita Zakiah, M.Psi (Psikolog)

  • Mauna, M.Psi (Psikolog)

  • Dr. Phill. Zarina Akbar, M.Psi (Psikolog)

bersama dengan tim pendukung:

  • Diani Inas Shalihah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline