Lihat ke Halaman Asli

Zen Siboro

samosirbangga

Nasib Buruh di Tengah Pandemi (Pemerintah, Solusi, dan Partisipasi Warga Negara)

Diperbarui: 3 Mei 2020   20:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Demo Peringatan Hari Buruh (Kompas.com)

Corona yang menular secara masif dan global tentu menyebabkan berbagai persoalan sosial. Mulai dari gangguan kesehatan, munculnya panic buying, terganggunya arus perdagangan, sampai pada persoalan ekonomi nasional. Tidak sedikit jenis usaha yang harus menunda bahkan menutup sementara usahanya demi mencegah penyebaran Covid-19.

Tidak sedikit pelaku usaha dalam skala kecil, menengah, dan besar yang menghentikan sementara usaha mereka. Dampak pemberhentian usaha tersebut juga berimbas pada banyaknya pekerja yang harus dirumahkan bahkan mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal ini tentu sebagai wujud dari besarnya kerugian yang ditimbulkan pemberhentian usaha, sementara gaji pekerja harus tetap berjalan.

Tindakan ini tentu berakibat dari bertambahnya angka penduduk yang kehilangan pekerjaan. Hingga kini total pekerja yang di PHK dan dirumahkan berjumlah lebih dari dua juta orang. Ditambah lagi sudah memasuki bulan Ramadhan, tentu akan memberikan dampak psikologis yang besar bagi para pekerja.

Nasib Buruh Nasional

Pekerja yang kita kenal dengan buruh merupakan salah satu bagian masyarakat yang mengalami kesulitan paling besar dalam situasi ini. Secara khusus bagi mereka yang menggantungkan hidup dengan gaji mingguan atau gaji harian. Tidak sedikit pula dari buruh yang ketika di PHK akibat Covid-19 tidak mendapatkan santunan atau yang kita kenal dengan “pesangon”.

Sebelum Corona merebak, kehidupan kaum buruh kerap kali diperhadapkan dengan realita kehidupan yang tidak mudah. Persoalan kesejahteraan, ekonomi, pendidikan, dan berbagai masalah lainnnya. Pada sisi lain buruh juga kerap kali mendapatkan perlakuan diskriminatif dari lingkungan dan perusahaan tempat bekerja.

Pada keadaan Pandemi saat ini kehidupan kaum buruh sudah pasti semakin sulit. Dengan banyaknya PHK dan merumahkan karyawan, buruh tentu kehilangan mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Terlebih lagi kepada mereka yang memang mengandalkan gaji harian dan mingguan.

Memasuki bulan Ramadhan saat ini tentu situasi kaum buruh bertambah berat. Tuntutan perekonomian yang senantiasa meningkat menjadikan buruh tidak punya pilihan selain mencari pekerjaan serabutan atau sekedar mengharapkan bantuan dari pemerintah. Mungkin kaum buruh bisa saja mencari alternatif pekerjaan serabutan yang masih tersedia, sementara hari ini hampir semua bidang usaha mengalami kelumpuhan massal akibat pandemi yang masih berlangsung sampai sekarang.

Dilema Pengusaha

Dalam menghadapi Corona yang meng-global penyebarannya, para pengusaha banyak yang memilih untuk menutup sementara kegiatan usahanya. Di samping mencegah penularan Covid-19 antar sesama pekerja, faktor keuntungan juga menjadi sebuah pertimbangan besar atas keberlangsungan usaha. Kegiatan usaha yang harus ditutup, tentu memberikan dampak dari penurunan omset dan keuntungan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline