Distraksi merupakan kata serapan bahasa inggris dari distraction. Distraction sendiri bersal dari bahasa latin distracen yang bermakna pemisahan atau pengalihan.
Dalam kamus oxford disebutkan bahwa distraction is a thing that takes your attention away from what you are doing or thinking about. Yang berarti hal yang mengalihkan perhatian dari apa yang di lakukan dan fikirkan. Secara sederhana makna term diatas adalah segala hal yang dapat mengalihkan perhatian diri dari apa yang sedang dikerjakan saat ini, sehingga dapat membuat seseorang menjadi tidak vokus pada apa yang sesungguhnya ingin dicapai.
Dalam makna lain, distraksi juga berarti kondisi dimana seseorang mudah terpikat dengan segala sesuatu yang dapat memecah konsentrasi dan mode vokus pada diri. Output yang dihasilkan setidaknya dapat membuat seseorang sulit berkonsentrasi pada apa yang telah ia susun dan bangun atas apa yang ingin ia capai dalam hidup. Namun distraksi dalam ilmu kesehatan akan berbuah positif bila ditempatkan untuk menghilangkan rasa nyeri.
Abad XXI, adalah abad dimana moderenisme menjadi salah satu tanda kemajuan zaman. Terlebih lagi ditopang dengan informasi dan teknologi canggih yang terus membuat kehidupan semakin kompleks. Inovasi dan teknologi yang terus di tumbuh-kembangkan mendorong manusia untuk berfikir lebih open-minded, inklusif. Kelimpahan sumber informasi, inovasi, data dan fakta pun tidak terkecuali sebagai bagian dari kehidupan abad ini.
Kompleksitas kehidupan yang terus berkembang menuntut seseorang untuk vokus dalam mengembangkan keahlian dan kompetensi yang nantinya akan menjadi modal besar dalam hidup. Pada kondisi ini, menjadi orang yang tidak mudah terdistraksi oleh sesuatu atau new informations yang begitu melimpah adalah hal penting yang dapat membuat diri tetap on vokus. Baik vokus saat bekerja, belajar ataupun aktivis lainnya.
Beberapa contoh yang dapat membuat seseorang mudah terdistraksi adalah penggunaan media sosial. Abad moderen ini media sosial menjadi godaan kuat yang membuat sulit berkonsentrasi. Seringkali terlena dan keasyika scrolling status WA, IG, Facebook, Telegram, Tiktok, Twitter dan media lainnya hingga tidak terasa sudah menghabiskan waktu 1 jam bahkan berjam-jam hanya untuk melihat.
Kondisi ini membuat seseorang tidak produktif. Hal lainnya adalah terdistrak oleh keberhasilan / pencapaian seseorang yang membuat diri menjadi terlena hingga merubah-rubah tujuan dan target dalam hidup. Dan masih banyak contoh lain yang dapat merusak atau memecah konsentrasi diri. Efek lain dari distraksi adalah munculnya rasa gelisah dan stress. Dengan demikian membentengi diri untuk senantiasa vokus dan tidak mudah teralihkan vokus merupakan hal penting yang harus terus di usahakan.
Setidaknya ada tiga hal yang dapat memperkuat diri sehingga tidak mudah terdistrak. Pertama, menentukan tujuan utama / tujuan hidup yang jelas. Tujuan yang jelas akan memacu dan memicu diri bergerak diatas rel dan koridor. Ia tahu dimana ia harus memulai dan kapan ia harus berhenti dalam beraktifitas, dengan demikian vokusnya tidak mudah teralihkan.
Kedua, pola hidup sehat. Pola hidup sehat dapat membantu seseorang konsisten dan vokus dalam menjalankan aktivitas, bahkan akan selalu memiliki energi baru dalam menatap masadepan. Menjaga kesehatan dengan makan makanan yang bergizi, mandi setiap hari, rajin olaharga, meditasi, adalah diantara hal penting yang dapat melindungi diri dari berbagai macam distraksi.
Kemudian yang ketiga, meyakini dan menjiwai bahwa tujuan utama yang telah ditetapkan dapat diraih. Kondisi ini cukup penting adanya karena dapat mempengaruhi alam fikiran dan tindak tanduk diri. Keyakinan yang kuat dan dibarengi ikhtiar yang konsisten akan berimplikasi positif terhadap cara pandang sehingga tidak mudah teralihakan vokus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H