Lihat ke Halaman Asli

Belajar dari Ratu Lebah, Semut dan Rayap

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dilahirkan menjadi manusia memang harus kita syukuri dan manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Manusia dibekali nalar, pikiran dan perasaan yang menyebabkan mereka menjadi makhluk Tuhan dengan tingkatan yang paling tinggi. Namun ini bukan berarti manusia teramat sempurna sehingga bisa mengalahkan kemampuan makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya.

Di berbagai sisi kehidupan, ternyata manusia memiliki banyak kelemahan sehingga bisa belajar dari makhluk-makhluk ciptaan tuhan yang lainnya. Lihatlah ratu lebah, semut dan rayap, mereka tanpa kesulitan mengatur rakyatnya yang berjumlah puluhan bahkan ratusan juta dalam suatu hierarki tanpa adanya konflik dan perpecahan.

[caption id="" align="aligncenter" width="305" caption="gambar dipungut dari google"][/caption]

Ratu lebah, semut dan rayap ini tidak memiliki nalar, pikiran dan perasaan, toh mereka juga bisa memimpin dengan baik. Bagaimana dengan manusia? Lihatlah pemimpin-pemimpin kita sekarang ini, sudahkan mereka memimpin kita dengan baik? Sudahkan mereka mengayomi, mengatur dan menuntun rakyatnya sehingga asap dapur terjamin terus mengepul?

Lihatlah rakyat-rakyat lebah, semut dan rayap, mereka berkembang secara adil dan selaras. Tidak ada rakyat lebah, semut dan rayap yang menderita gizi buruk, penyakitan dan kelaparan. Kepala prajurit lebah, semut dan rayap serta ratunya juga tidak ada yang menderita obesitas, asam urat dan kolesterol karena terlalu makmur dan berlimpah makanan. Prinsip persamaan dan keadilan menggapai kamakmuran diterapkan ratu lebah, semut dan rayap dalam setiap kebijakannya.

Lalu apa kabar dengan pemimpin manusia? mampukan pemimpin manusia menciptakan kemakmuran seperti yang dilakukan ratu lebah, semut dan rayap terhadap rakyatnya? Ah….rasanya sulit, buktinya kita lebih mudah menemukan rakyat jelata dengan tubuh tipis, kering dan kerempeng di negeri ini. Banyak pula yang kekurangan gizi, kelaparan dan penyakitan. Hanya segelintir yang terlihat mengalami obesitas akibat kemakmuran berlebih, kira-kira apa pekerjaan orang-orang dengan obesitas ini di masyarakat ya? Apapun itu, saya hanya berharap umat manusia bisa menikmati hidupnya dengan baik dan terlepas dari penderitaan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline