Lihat ke Halaman Asli

SBY, Sekarang atau Tidak Sama Sekali?

Diperbarui: 23 September 2016   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumberfoto,www.rakyatmerdeka.co.id

Ahok benar benar tokoh kontroversial, sepak terjangnya tidak hanya menggoncang jagad DKI saja, namun sudah menggaung hingga langit Politik nasional bergetar, sehingga memaksa turunnya para petinggi Partai Turun dari singga sananya, mengatur sendiri strategy menghadapi sang Petahana.

Turunnya Yusril Ihza Mahendra, Amien hingga SBY sungguh mengejutkan masyarakat Jakarta dan masyarakat Indonesia, DKI hanya sebahagian kecil dari wilayah cakupan kekuasaan mereka yang meliputi seluruh wilayah tanah air, yang memiliki 33 Propinsi selain DKI.

Kesan tergopoh-gopoh dan keder dengan sepak terjang Ahpk, memaksa mereka segera begitu intens melakukan manuvre manuvre politik, kesana kemari, sampai sampai dengan keluar kata kata tidak pantas puncaknya ketika Amien Rais mendajjal kan Ahok, aneh namun itulah kejadian dan kenyataan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.

Masyarakat melihat ahok biasa biasa saja, seperti seorang Gubernur layaknya mereka menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur, dengan segala cara Gubernur menjalankan pengelolaan pemerintahannya, menertibkan segala yang belum tertib, membersihkan segala yang masih kotor, memberikan kehidupan yang lebih baik bagi warga miskin, meluruskan kembali sungai sungai yang bengkok, dan melebarkan kembali sungai sungai yang menyempit.

Tidak ada yang perlu memperoleh perhatian khusus serta membahayakan bagi kehidupan masyarakat, malah kegiatan kerja maupun ibadahnya justru semakin nyaman, bagaimana tidak nyaman kalau setiap ibadah ke masjid tidak menemui kotoran di jalan, tidak mencium bau comberan, lewat taman taman asri yang tertata, tentu saja lebih khusuk sholatnya.

Namun entah ada persepsi apa sehingga menjadi fenomena menarik dan mnejadi sorotan seluruh petinggi partai, lebih lebih  lagi setelah secara resmi Megawati menunjuk Aho-Djarot sebagai pasangan calon Gubernur DKI 2017, Seolah merupakan pencanangan yang profokatip dari PDIP,

Segera menggerakkan mesin-mesin Partai untuk mengantisipasi Provokasi Megawati yang penuh optimisme mendukung Ahok dan policynya selama ini sebagai garis perjuangan Partai, alias merestui dilanjutkannya program program Ahok untuk periode mendatang. Sehingga terusik PAN, Partai Demokrat, PPP dan PKB untuk segera menentukan pasangan calon Gubernur DKI.

Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, menyambangi Komplek Parlemen Senayan, Jakarta. Amien hendak menanyakan soal 'kejutan' dalam Pilgub DKI yang disiapkan ketua umum PAN Zulkifi Hasan.

Ketum PAN Zulkifli Hasan menyebut sudah menentukan calon yang akan diusungnya untuk berlaga di pilkada DKI bersama parpol lain. Namun Zulkifli masih merahasiakan nama calon pesaing petahana tersebut.

"Tunggu tanggal mainnya, tanggal 21 September akan ada kejutan," kata Zulkifli kepada detikcom saat sedang bersantai di Dapur Solo, Surakarta, Senin (19/09/2016).

Berkumpulnya PPP, PKB PAN dan Partai Demokrat di kediaman SBY Cikeas kemarin, sudah menentukan pasangan calon yang sudah disepakati oleh Koalisi Cikeas ( belakangan koalisi ini dinamakan demikian) tanpa terikut Partai Gerindra dan PKS.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline