sumberfoto,ceritasepakbola.com
Sudah jatuh ketimpa tangga pula, makanya hati hati jangan sembrono, jangan cari posisi yang membahayakan diri sendiri, cari posisi yang dijamin keselamatannya, sehingga tak terjadi dirimu jatuh serta ketimpa tangga pula.
Itulah seharusnya yang selalu diingat oleh para pengurus PSSI yang dibekukan, yang selama ini masih merasa menjadi pengurus PSSI, sementara keadaan beku yang menimpa dirinya adalah suaru realita yang harus diperhitungkan dan diperhatikan, agar memperoleh posisi yang baik selamat dari segala kesialan yang menimpa.
Bayangkan saja sudah terjadi berkali kali, sekaligus memalukan mereka dari peristiwa peristiwa, rasa terkadali pun juga sudah mereka rasakan, namun anehnya kok juga masih belum merasa bahwa posisi yang ditempatinya adalah salah tidak proporsional, posisi yang seharusnya tak ditempati, karena disitulah tempat yang rawan terjadinya pengkadalan pengkadalan.
Piala Presiden sudah berlalu, dan PSSI telah tersingkir tak bisa tampil sedikitpun, bahka logo pssi sekalipun tak boleh tampil, apalagi eksistensi yang sangat jauh panggang dari api, bagaimana bisa matang semua menjadi mentah dan hanya mengakibatkan sakit dihati.
Bahkan hujatan hujatan semakin mengalir semakin menenggelamkannya ditempat yang nista, Piala Sudirman kini digulirkan, seolah olah sempat sedikit memperoleh peluang untuk segera bangkit dari keterpurukan, namun masih sangat jauh dari harapan, bisa dimengerti bagaimana tidak berbunga bunga, ketika Panpel Piala Sudirman yang dijabat oleh seorang Jenderal mengirimkan surat permintaan Perangkat pertandingan.
Wow amazing, inilah kesempatan itu untuk diterkam, dengan segala kepedeannya LNM segera memberikan pernyataan tidak akan memberi ijin kepada perangkat pertandingan apabila tidak mengikutkan LI, Mahaka harus diganti oleh PT LI, wow mengejutkan sekali, padahal semua orang tahu bahwa PT LI mati suri, pertanggungjawaban tahunan saja masih belum ada kejelasannya, masih kondisi disclaimer.
Bahkan Klub klub dengan serentak diperintahkan untuk melakukan bargaining kepada penyelenggara, bahwa Klub akan berpatisipasi apabila diselengarakan dan direkomendasi PSSI bukan oleh Tim Transisi, tidak kurang ada beberapa klub yang sudah memberikan pernyataannya, seperti Sriwijaya, Persipura, dll
Seolah ada kesempatan besar bergandengan tangan dengan TNI melawan dominasi Menpora, entah dengan dasar pemikiran apa bisa memiliki peta konstelasi seperti itu, tak masalah itu hak mereka memiliki analisa pemikiran, namun jelas hal ini sungguh mengagetkan masyarakat, begitu optimisme mereka menerima sambutan dan uluran tangan TNI cq Panpel Piala sudirman.
Baru beberapa hari kemudian euforia itu dirasakan mereka, nyata bermunculan komentator2 yang menghiasai tulisan tulisan dengan segala aroganitas, menghujat tulisan serta menghujat penulisnya, seolah mereka sudah memiliki senjata pamungkas untuk kembali bangkit.