Lihat ke Halaman Asli

Bella

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seutuh jiwa murni yang suci, ia berlari menerjang senja. Turun hujan tak membuat dia takut, juga akan gemuruh-gemuruh kecil yang masih sesekali bersaut-saut. Musik alam pikirnya. Setengah berlari sampai dekat taman tempat melati berakar tumbuh, langkahnya terhenti seketika mengingat sesuatu. Dia balik arah menuju tempat yang ia panggil rumah. 5 langkah ia tempuh, ia terhenti lagi.

"Tak perlu", pikirnya.

Lalu ia berlari lagi menjauh dari rumah dan melewati taman melati tumbuh itu. Terus menerjang hujan dan seketika tersenyum saat ia merasakan hujan mulai melemah dan matahari mulai berkilas dari balik dedauan runcing di Taman Agnolia.

"Bella! Bella! Ayo main kesini!" panggil Sania teman kecilnya.

Bella berhenti. Rambut keritingnya terkibas saat ia beralih pandangan ke arah panggilannya.

"Mau ngapain? Kamu aja yang ikut aku!" sahut Bella.

"Kamu mau kemana?"

"Ke bukit belakang sekolah!"

"Ini kan sudah sore, nanti seram! Aku takut!!"

"Aku mau lihat pelangi!"

"Dari sini kan juga bisa terlihat, Bella!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline