Lihat ke Halaman Asli

Saya Marah, Itu Saja

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sini kamu, duduk di sebelah saya. Sini, kita bicara.

Oh ya, ada peraturannya. Jangan bicara sampai saya selesai berbicara.

Saya marah. Ya, saya marah. Kamu terlalu lancang. Lancang untuk bilang lancang. Kamu tahu kan saya wanita? Oh tidak, tidak ada diskriminasi gender disini. Tapi bukan sebaiknya pria menghargai wanita?

Mulutmu itu, itu biang  masalahnya. Kalau saja bisa kamu mengendalikannya, setidaknya jangan sampai hal yang disebut privasi terkemuka muncul ke dunia, hal akan baik-baik saja.

Kamu bilang apa tadi? Saya penipu? Kamu merasa dijebak? HAH! Makin jadi amarah saya.

Maaf ya maaf saja. Tak perlu lah alasan nananana untuk membetulkannya.

Saya pun begitu, marah ya marah.

Memaki, mengumpat, lega lalu selesai. Dan entah kenapa tak perlu maaf kalo sudah terlampiaskan.

Saya hanya ingin kamu tahu saya kecewa maka saya marah.

5 menit sesudah terlampiaskan juga sudah reda.

Saya hanya ingin kamu tahu saya marah, saya kecewa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline