Bahaya food waste bagi lingkungan - Banyak dari kita menganggap menyisakan makanan adalah hal yang sepele. Nyatanya, apa yang kita anggap sepele tersebut bisa memperparah isu linkungan atau climate change yang sedang gencar-gencarnya terjadi. Berikut ini penjelasan apa itu food waste, bedanya dengan food loss, mengapa food waste dapat berbahaya bagi lingkungan, sampai apa yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir food waste.
Apa itu Food Waste?
Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), Food waste adalah bahan makanan yang seharusnya dapat dikonsumsi oleh manusia malah berakhir dibuang dengan sengaja. Bahan makanan yang dimaksud meliputi makanan yang masih layak dimakan, bukan makanan sisa yang sudah berakhir di pembuangan sampah. Isu food waste menjadi perhatian dunia karena jumlahnya yang cukup besar. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengungkapkan bahwa sampah makanan di Indonesia telah mencapai 28,3 persen dari total sampah yang diproduksi selama 2021. Apabila dari skala global, jumlah sampah makanan mencapai 1,3 miliar ton setiap tahunnya. Angka tersebut mencapai sekitar sepertiga jumlah bahan makanan yang diproduksi.
Bedanya Food Waste dengan Food Loss
Selain food waste, ada juga yang namanya food loss. Meskipun sekilas terlihat sama, kedua hal tersebut memiliki definisi yang cukup berbeda. Apabila food waste merupakan pembuangan bahan makanan yang sudah siap dikonsumsi, food loss lebih mengarah pada pembuangan bahan pangan mentah yang sudah tidak dapat diolah lagi dan pada akhirnya dibuang begitu saja. Dalam kata lain, food waste merupakan penurunan kualitas pada makanan siap konsumsi, sedangkan penurunan kualitas pada food loss terjadi dalam prosesnya sebelum menjadi produk akhir. Contoh dari fenomena food loss adalah pada saat adanya hama yang menyerang pertanian sehingga tidak layak konsumsi.
Dampak yang Ditimbulkan Food Waste
Apabila berbicara tentang climate change atau isu lingkungan, yang sering terlintas di kepala semua orang adalah polusi, asap kendaraan, ataupun perusahaan minyak dan gas. Namun, sebenarnya ada hal yang turut berkontribusi pada climate change, padahal sering dianggap sepele oleh semua orang. Tidak lain dan tidak bukan, hal tersebut merujuk pada food waste. Gas rumah kaca tidak hanya disebabkan oleh karbondioksida akibat polusi kendaraan ataupun perusahaan minyak dan gas. Nyatanya, gas metana yang dihasilkan oleh penumpukan sampah makanan yang terurai jauh lebih berbahaya 21 kali lipat dari gas karbondioksida (CO2). Gas metana yang dihasilkan oleh penumpukan sisa makanan ini kurang lebih menyumbang 7% dari total emisi gas rumah kaca. Selain menyumbang gas rumah kaca, food waste juga berkontribusi terhadap pemborosan ekonomi. Makanan yang dibuang tidak gratis. Setiap produksinya pasti memerlukan uang untuk membayar Sumber Daya Manusia (SDM) dan setiap bahan baku yang diperlukan. Tidak hanya itu, bahkan bahan bakar yang perlu dikeluarkan saat pengiriman dari pabrik ke toko atau pasar juga terbuang percuma. Bahkan, pemborosan tersebut juga berlaku pada air yang digunakan. Sekitar 70% air tawar digunakan untuk mengairi tanaman dan menghasilkan makanan. Di waktu yang bersamaan, tidak semua orang di dunia cukup beruntung memiliki akses air yang tidak terbatas. Sebagian air yang digunakan untuk proses makanan dapat membantu orang-orang di seluruh dunia yang kekurangan air.
Cara Mencegah Food Waste
Melihat cukup seriusnya dampak yang dihasilkan dari food waste, penting untuk mengetahui beberapa cara yang dapat dipraktikan untuk mengurangi fenomena tersebut. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah food waste menurut FAO:
Menyiapkan planning bahan makanan apa saja yang harus dibeli.