Lihat ke Halaman Asli

18 Juni

Diperbarui: 19 November 2022   23:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sinar matahari yang menembus tirai kamar seketika membangunkanku dari mimpi buruk. Aku dapat merasakan pipiku basah. Mataku juga membengkak. Napasku tersenggal-senggal tak karuan. Semalam, aku bermimpi tentang bagaimana sekelompok muda-mudi yang mendorongku jatuh dari jembatan. 

Aku ingat benar dalam mimpi tersebut kalau aku tercebur ke dalam sungai yang tak kusangka-sangka dalam. Aku tidak bisa berenang. Aku mencoba berteriak minta tolong namun air yang mulai memasuki mulut dan hidung mencegahku. 

Di akhir mimpi, akhirnya aku sudah tidak tahan dan tenggelam lemas dalam sungai tersebut. Mimpi buruk itu membuatku melamun lama, sampai akhirnya aku tersadar kembali karena dikejutkan dengan dering agenda ponselku. Tertulis di sana, '18 Juni 2013-My Birthday'.

Melihat layar, aku tersentak kaget. Bagaimana aku bisa lupa dengan hari ulang tahunku sendiri? Perasaan gelisah dan teror yang menghampiri tadi seketika digantikan dengan perasaan bahagia. Bagaimanapun, aku tidak boleh bermuka suram hanya karena mimpi buruk seperti itu di hari ulang tahunku yang ke-15. Aku pun beranjak dari tempat tidur polkadot merah mudaku dan segera turun ke lantai bawah hendak menyapa ibu dan ayahku.

 "Ayah! Ibu! Selamat pagi!" Seruku semangat.

Ayah dan ibu segera menatapku dengan hangat sambil mengangkat kue ulang tahun dengan krim cokelat yang terlihat lezat. Di atas kue tersebut sudah dipasang lilin berbentuk angka lima belas yang menyala terang-benderang.

            "Selamat ulang tahun, Anisa!" Seru mereka berdua dengan senyum tulus.

Aku segera memeluk mereka akibat rasa bahagia yang tidak tertahankan ini. 

            "Makasih, ayah, ibu!!" Seruku kegirangan.

Kami kemudian menghabiskan pagi itu dengan sarapan bersama sebelum akhirnya aku harus bersiap-siap pergi ke sekolah diantar ayah.

            "Yah, hari ini Anisa mau main sama Ica boleh, ya?" Tanyaku pada ayah di perjalanan kami.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline