Lihat ke Halaman Asli

Zefanya Ariella Suhardjo

Communications Student in President University

Belajar Keterampilan Baru untuk Bertahan di Era Adaptasi Kebiasaan Baru

Diperbarui: 14 Juni 2020   11:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PINTAR #2:

Memasuki era "Adaptasi Kebiasaan Baru" akibat pandemi COVID-19 membuat masyarakat Indonesia, harus terus belajar hal-hal baru dan beradaptasi dengan keadaan dunia saat ini.  Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) merupakan istilah/konsep New Normal yang saat ini sedang diterapkan oleh Indonesia.

Pentingnya peranan desain visual dalam berbagai sektor seperti pendidikan maupun kewirausahaan, menjadi alasan yang kuat bagi seseorang untuk mempelajari keterampilan baru dalam desain visual sekaligus meraih keuntungan finansial jika menekuni bidang tersebut.

Studi terbaru menunjukkan bahwa sekitar 65% dari populasi adalah pembelajar visual. Mayoritas orang cenderung lebih memilih untuk belajar dan terlibat dengan informasi ketika dihubungkan dengan elemen visual (uxdesign.cc). 

Sadar akan pentingnya hal ini, Prodi Ilmu Komunikasi President University menyelenggarakan Public Relations Interactive Webinar (PINTAR) dengan tema, "How to Make your Visual Design Speaks Clearer". 

Dalam webinar ini, Adi Prabowo, Head of Brand Strategy & Category Development, Mundipharma Indonesia dan Abhirama S.D. Perdana, dosen Prodi Ilmu Komunikasi President University dan Editor Australia Award dengan Monash University, mendiskusikan pentingnya konsep desain visual dan bagaimana menerjemahkan brief kreatif ke dalam komunikasi visual.

Adi menjelaskan tentang cara memahami identitas dan kekuatan dari klien dari sudut pandang Marketing. Lebih lanjut, Adi menjelaskan bahwa praktisi Marketing perlu menentukan segmentasi, target, dan posisi (STP) ketika akan menentukan strategi pemasaran dan desain visual yang sesuai.

"Untuk menentukan desain visual seperti apa yang akan digunakan, praktisi Marketing perlu mengetahui beberapa aspek seperti fitur produk atau manfaat-manfaat apa yang menjadi fokus dan tujuan kita dalam membuat desain visual," ujar Adi. "Desain visual juga memiliki peranan dalam menggerakan atau mempengaruhi konsumen untuk membeli sebuah produk," imbuhnya.

Selain itu dari sisi Public Relations, Abhirama membagikan tentang langkah-langkah membuat konsep desain visual dari kacamata praktisi Public Relations. Ia menjelaskan bahwa dalam membuat konsep desain visual, perlu diawali dengan mengenali audiens yang menjadi tujuan praktisi PR. Setelah itu tentukan pesan apa yang perlu disampaikan. 

"Berbicara mengenai desain visual dalam Public Relations, kita harus pastikan desain tersebut memiliki fungsi dan fokus kita adalah audiens," ujar Abhirama. "Sebagai praktisi PR, kita juga harus tahu bahwa desain visual ada untuk menyelesaikan rumusan masalah yang diolah setelah target audiens ditentukan," imbuhnya. 

Abhirama juga menjelaskan bahwa keindahan dari sebuah desain visual saja tidak cukup. Untuk menyampaikan pesan kepada target audiens, setiap elemen yang digunakan dalam sebuah desain visual harus di memiliki arti yang mendukung peran desain visual tersebut. Dalam hal ini, desain visual berperan untuk mendapatkan, mengelola dan mempertahankan kesadaran dan perhatian audiens.

Acara ini diselenggarakan oleh mahasiswa Public Relations Prodi Ilmu Komunikasi President University sebagai bagian dari mata kuliah Konsep Fotografi dan Desain PR. Seminar online ini diselenggarakan pada 5 Juni 2020 dan dihadiri sekitar 120 peserta, mulai dari mahasiswa hingga para praktisi dari berbagai bidang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline