Sulitnya Ekonomi Menghambat Pendidikan Anak Indonesia
Pendidikan merupakan hak dasar setiap anak yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, namun kenyataannya tidak semua anak Indonesia dapat menikmati pendidikan yang layak. Salah satu penyebab utamanya adalah kesulitan ekonomi yang dialami oleh banyak keluarga, terutama di daerah terpencil dan masyarakat berpenghasilan rendah.
Ketimpangan ekonomi di Indonesia menyebabkan banyak anak terpaksa putus sekolah. Orang tua yang bekerja sebagai buruh, petani, atau pekerja informal sering kali menghadapi penghasilan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga, termasuk biaya pendidikan.
Meskipun pemerintah telah menyediakan program seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan sekolah gratis, banyak keluarga tetap harus mengeluarkan biaya tambahan seperti seragam, buku, transportasi, dan uang saku. Hal ini menjadi beban berat bagi keluarga miskin.
Selain itu, anak-anak di pedesaan menghadapi tantangan infrastruktur pendidikan yang buruk, seperti sekolah yang jauh, fasilitas yang minim, dan kurangnya tenaga pengajar berkualitas. Kondisi ini memperparah ketertinggalan pendidikan di daerah terpencil, di mana anak-anak sering harus memilih antara membantu orang tua bekerja atau melanjutkan sekolah.
Dampak dari keterbatasan pendidikan ini sangat besar. Anak-anak yang putus sekolah cenderung sulit mendapatkan pekerjaan yang layak, sehingga lingkaran kemiskinan terus berlanjut. Padahal, pendidikan merupakan kunci untuk meningkatkan kualitas hidup dan membuka peluang lebih baik di masa depan.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Pemerintah harus meningkatkan alokasi anggaran untuk pendidikan, memastikan distribusi bantuan yang tepat sasaran, dan membangun infrastruktur pendidikan di daerah terpencil.
Masyarakat dan lembaga sosial juga dapat berperan aktif dalam memberikan dukungan pendidikan, seperti beasiswa atau program bimbingan belajar. Dengan upaya bersama, harapan untuk pendidikan yang lebih merata bagi anak-anak Indonesia dapat terwujud.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI