Lihat ke Halaman Asli

Nurul Fauziah

Momblogger Medan

Kumpulan Kisah Inspiratif Para Pendidik Masa Kini

Diperbarui: 18 Juni 2015   04:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1407405468585560717

Judul: Oase Pendidikan Di Indonesia:

Kisah Inspiratif Para Pendidik

Penulis : Tim Penulis Mitra Forum Pelita Pendidikan

Penerbit : Tanoto Foundation dan Raih Asa Sukses

Cetakan: I,  2014

Halaman: 260 Halaman

The moment you stop learning, your brain becomes cancerous. Continue to improve, continue to learn-never stop learning

(Sukanto Tanoto-Founder of Tanoto Foundation)

Hari ini, kita tidak akan habis-habisnya membahas problema pendidikan di Indonesia. Mulai dari perdebatan penting tidaknya pengadaan UAN, tawuran mahasiswa calon guru, tawuran pelajar, kurangnya pengadaan fasilitas di sekolah-sekolah terpencil, gaji guru yang kecil, kurikulum yang terus silih berganti tiap kali pergantian menteri pendidikan. Adapun sekolah berkualitas, namun harga masuknya mencekik. Dan masih banyak lagi.

Menyalahkan pemerintah tentu bukan jalan keluar yang bijak. Justru dalam hal ini bagaimana kita selaku anggota warga Negara yang baik mengambil bagian dengan cara menjadi partner pemerintah untuk menyelesaikan permasalah pendidikan di Indonesia.

Sekarang sudah banyak lembaga nirlaba yang concern di bidang pendidikan, salahsatunya Tanoto Foundation. Sekilas namanya seperti sebuah lembaga yang berasal dari Jepang, tapi jangan salah, ternyata pemilik yayasan yang didirikan tahun 2001 ini adalah orang Indonesia, lebih tepatnya orang Sumatera Utara, kelahiran Belawan, 64 tahun lalu, Bapak Sukanto Tanoto.

Bapak Sukanto Tanoto adalah pengusaha yang bergerak di bidang pengolahan kayu, dan ia termasuk pengusaha terkaya di Indonesia. Pada 2001 ia mendirikan Tanoto Foundation. Yayasan nirlabanya ini memang memusatkan perhatian lebih ke dunia pendidikan. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh kehidupan serba sulit saat masa kecil dari Bapak Sukanto Tanoto dan Ibu Tinah Bingei Tanoto yang terpaksa berhenti sekolah karena susahnya keadaan ekonomi keluarga, namun dengan ketekunan dan semangat untuk sukses, mereka akhirnya mencapai puncak keberhasilan, keluarga pengusahan yang teramat sukses.

Melalui sepak terjang Tanoto Foundation yang sudah berdedikasi selama lebih 13 tahun dan kerjasama dengan beberapa pihak yang juga peduli dengan nasib pendidikan Indonesia dan mereka juga tergabung dalam Tim Penulis Mitra Forum Pelita Pendidikan, maka terbitlah buku yang berjudul Oase Pendidikan di Indonesia: Kisah Inspiratif Para Pendidik.

Oase Pendidikan di Indonesia

Pas sekali judul bukunya, apa yang dilakukan para pendidik dalam buku ini, benar-benar merupakan Oase dalam pendidikan di Indonesia. Untuk saat sekarang, baiknya pendidikan di Indonesia tidak bisa sepenuhnya berharap kepada pemerintah semata, solusinya adalah menjadi partner, mitra, sahabat pemerintah dan bersama membenahi cacatnya pendidikan Indonesia.

Dengan total 260 halaman, Isi buku ini dibagi menjadi tiga bagian, bagian pertama, pembelajaran yang memerdekakan. Sudah tidak zamannya lagi mendidik anak dengan teriakan dan pukulan, tapi pendidikan yang membebaskan namun terarah nah di bagian pertama ini pembaca disajikan pengalaman pengajar di Sanggar Anak Alam, Yogyakarta, memaparkan bagaimana diskusi yang hangat dapat menyelesaikan konflik diantara anak didik, bahkan sembari membentuk karakter baik mereka, seperti kejujuran, kepedulian, kebersamaan, empati, dan sedikit banyak saya dikenalkan sistem pendidikan di Sanggar Anak Alam, kereenn *_*

Adapun sub judul dalam bagian pertama selebihnya menceritakan pengalaman pengajar saat menyampaikan ilmu di kelas. Gaya mengajar sekarang sudah tidak satu arah lagi, guru bicara murid mendengarkan, tapi sudah dua arah, komunikatif dan aplikatif lebih daripada itu semua fungsi kecerdasan majemuk dipakai sehingga siswa tidak bosan, belajar jadi menyenangkan, guru juga tidak stress ^_^ Sangat suka dengan judul Lagu Gaza untuk Murid-muridku, pengajaran Bahasa Inggris yang tidak biasa, jadi nambah wawasan juga bersebab saya dulu Guru Bahasa Inggris di sebuah sekolah.

Bagi Anda, Guru, bagian pertama buku ini juga akan mendalam Anda kuasai bila menambah bahan bacaan atau informasi dari buku Gurunya Manusia, tentang Multiple Intelligence sampai pembahasan teknik pembuatan RPP juga ada dalam buku tersebut.

Anak dan Komunitas Belajarnya, adalah judul besar dari bagian kedua dari buku yang diterbitkan oleh Tanoto Foundation dan Raih Asa Sukses. Bagian ini membahas pengalaman pengajar yang selain mengajar di sekolah formal, tapi juga mendedikasikan diri untuk terlibat di komunitas belajar yang ada di sekitar lingkungan mereka. Salut dengan inisiatif Ibu Tuti J. Rismarini, seorang Kepsek SMPN 2 Pagedangan, Banten, yang luarbiasa dalam keterbatasannya menyediakan beasiswa untuk anak didiknya tapi tidak kehilangan ide untuk mencari informasi tentang lembaga yang mau membantu, dan berjodohlah ia dengan Rumah Moral-Ibu Melly Kiong, dengan modal usaha untuk buat jepit rambut, akhirnya sejumlah siswa, khususnya Rizki bisa bersekolah dengan beasiswa sepeda, sehingga jarak rumah ke sekolah yang berkilo-kilometer itu bisa ditempuh.

Selain Ibu Tuti yang luarbiasa, Nah, Pak Ibe atau lebih akrab disapa Uwak oleh anak-anak asuhnya di Sanggar Anak Akar, Jakarta Timur, juga luarbiasa, bagaimana suka dukanya mengelola Sanggar Anak Akar, selain itu menghadapi orangtua anak-anak di sekitar lingkungan sanggarnya, loh kok orangtua? Iya, terkadang tulis Pak Ibe pada halama 149, yang punya keinginan masuk ke sanggar itu bukan anaknya tapi orangtuanya dengan berbagai alasan orangtua yang tak sanggup menangani anaknya.

Wuaa seru ya, dan Komunitas Ciliwung Larung, juga gak kalah keren, komunitas ini malah mengambil jalan teater sebagai model alternative pendidikan. Mau tahu lebih lengkap, beberapa sanggar dan komunitas yang sejak awal saya paparkan, silahkan baca bukunya langsung yah ^_^ Mudah-mudahan menginspirasi pembaca untuk berbuat yang sama atau malah lebih dahsyat lagi demi perbaikan pendidikan Indonesia dan penyelamatan anak-anak Indonesia yang tidak beruntung menikmati mewahnya bersekolah tanpa khawatir suatu apapun.

Sampailah kita pada bagian ketiga dari buku, Membangun Profesionalisme Guru, mengulas seputar solusi meningkatkan kualitas guru. Sub judul dalam bagian ini dibuka oleh tulisan Pak Ginanjar Hambali dengan judul tulisan Sertifikasi Bukan Sihir, Pak Hambali memaparkan pengalaman dirinya dan teman guru tentang angin syurga bernama sertifikasi. Hakikat sertifikasi adalah agar guru menjadi berkualitas dan sejahtera pula, tapi faktanya justru makin membutakan mata guru untuk mengayakan diri secara materi bahkan demi sertifikasi rela menghalalkan segala cara, sedih juga mengetahui fakta sebenarnya, semoga para oknum guru yang seperti itu segera terketuk hatinya. Dan program sertifikasi bukan sekadar formalitas saja.

Solusi lain untuk meningkatkan kualitas guru, ada pada tulisan berjudul Membangun Gerakan Guru dari yang sekadar kritis menjadi transformatif (hal.195, ditulis Ade Irawan), lalu para guru juga disarankan untuk bergabung di komunitas guru, sehingga ada kekuatan untuk berbagi permasalahan mendidik dan mengajar siswa, hal itu yang dipaparkan Dhitta Puti Sarasvati pada tulisan IGI: Kekuatan Berbagi (hal.210). Dan tulisan berikutnya adalah pengalaman Gita Lestarini, Merajut Asa Melalui Pustaka (hal.218) memberi pengarahan merawat perpustakaan sekolah, kemudian tulisan pengalaman Dewi Susanti selaku Direktur Program Tanoto Foundation saat memberi penyuluhan kepada guru-guru di pedalaman Sumatera Utara. Terakhir ada tulisan Pak Tatang Suratno, Para Pembelajar Pembelajaran, staf pengajar di UPI, Banten, ia menyampaikan bahwa guru adalah pribadi one stop learning, pembelajar sejati.

Masalah Pendidikan di Indonesia, Masalah Kita Semua

Stop saling menyalahkan bobroknya sistem pendidikan kita, mari bersinergi. Sejumlah pendidik dalam buku ini telah membuktikannya. Mereka dengan keyakinan baja dan usaha tak henti mengawal anak-anak di sekitaran lingkungan mereka, ternyata banyak permata-permata yang berkilauan kembali, ya kitalah yang mestinya mengasah anak-anak kita menjadi permata, bukan malah meredupkan cita-citanya.

Buku yang ditulis oleh 18 penulis tentu tidak luput dari ketidaksempurnaan, beberapa ada ukuran tulisan yang berbeda dari ukuran tulisan kebanyakan dalam buku ini, mungkin hendak memberi tahu pembaca bahwa itu pesan penting sehingga ukuran hurufnya dibedakan, mungkin sebaiknya diberi tata letak yang lebih keren lagi, jadi lebih enak dibaca.

Sebenarnya buku ini juga asyik, bila diselipkan gambar-gambar kegiatan dari pengalaman para penulisnya, jadi pembaca pun seolah ikut mengalaminya, apalagi beberapa kegiatan unik di beberapa sanggar yang diperkenalkan di buku ini, ya diantara pembaca mungkin sudah ada yang ke sanggar tersebut, namun yang hanya membaca, maka pencantuman gambar akan lebih hidup lagi, atau pencantuman link website dari lembaga atau komunitas yang turut sumbang pengalaman di buku Oase Pendidikan di Indonesia.

Oh ya, awal membaca sempat skeptis juga, bawa buku ini punya kemiripan dengan buku Indonesia Mengajar-Anis Baswedan, yang menuliskan pengalaman pengajar yang ditempatkan untuk mengajar di berbagai belahan bumi Indonesia, tapi ternyata buku ini cukup komplit dan saya pikir juga bisa diaplikasikan buat pembaca yang hendak membuka lembaga pendidikan informal atau aplikatif di lingkungan masing-masing, dengan begitu, anak-anak Indonesia punya wadah mengekspresikan diri dan cita-cita mereka.

Terlepas dari kekurangan yang ada, buku ini saya rekomendasikan buat pembaca yang fokus dalam dunia pendidikan, tak hanya itu orangtua juga perlu membaca, serta mahasiswa. Sekali lagi selamat buat Tanoto Foundation atas peluncuran dua karya yang akan abadi sampai kapanpun dan menjadi rekam jejak tak lekang waktu, Oase Pendidikan di Indonesia dan Menjadi Sekolah Terbaik. Dan semoga ada karya-karya selanjutnya. Teruslah berkontribusi untuk pendidikan Indonesia. Buat Anda pembaca, Selamat memiliki dan membaca buku ini.



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline