Dalam dunia filsafat, pendidikan anak telah lama menjadi topik diskusi yang penting. Plato, misalnya, dalam karyanya 'The Republic', menekankan pentingnya pendidikan sebagai alat untuk membentuk karakter dan kecerdasan. Ia percaya bahwa pendidikan harus diawali dari usia dini untuk membentuk warga negara yang ideal.Di sisi lain, John Locke, dalam karyanya 'Some Thoughts Concerning Education', mengemukakan bahwa pendidikan anak harus fleksibel dan menyesuaikan dengan kebutuhan serta karakter individu anak, yang menunjukkan pendekatan yang lebih individualis dan menghargai kebebasan.
Pendekatan modern dalam filsafat pendidikan, seperti yang diungkapkan oleh Jean-Jacques Rousseau dalam 'Emile, or On Education' , menyarankan agar pendidikan mengikuti perkembangan alami anak dan memungkinkan mereka untuk menjelajahi dunia sesuai dengan minat mereka sendiri. Rousseau berpendapat bahwa pendidikan harus mempromosikan kebebasan dan keaslian, bukan membatasi dengan struktur yang ketat.
Hari ini, saya bersama istri memutuskan untuk mengambil pelajaran dari filosofi Rousseau tersebut. Kami menghabiskan waktu bersama dengan berkeliling kota menggunakan sepeda motor, sebuah kegiatan yang sederhana namun penuh dengan pelajaran hidup. Angin sepoi-sepoi beraroma pabrik gula khas Jombang, dan pemandangan seliweran truk pengangkut tebu mengiringi perjalanan.
Perjalanan hari ini bukan sekadar dalam rangka membahagiakan anak dan istri, melainkan juga media pendidikan yang tidak terstruktur, di mana anak kami belajar tentang dunia melalui pengalaman langsung, melihat berbagai skenario kehidupan yang dilalui jalan-jalan kota. Kesempatan ini menjadi penting karena, sebagaimana disarankan oleh Maria Montessori, lingkungan adalah guru yang paling efektif.
Mengakhiri hari dengan makan malam di sebuah depot yang baru berdiri di kota Jombang, saya diingatkan oleh nasehat seorang guru saat masih duduk bangku Aliyah Tebuireng dulu: "Nanti kalau sudah berkeluarga, sesibuk apapun kamu, sediakan waktu untuk keluarga."
Nasehat beliau mengingatkan bahwa, tidak peduli betapa padatnya jadwal kehidupan modern, momen untuk bersama dan merasakan kehadiran satu sama lain adalah investasi terbesar dalam kehidupan anak-anak kami.
Hari ini kami telah menanam benih-benih pendidikan yang akan tumbuh bersama anak kami, di mana pendidikan bukan hanya tentang ilmu pengetahuan yang formal, tetapi juga tentang memahami nilai kebersamaan dan pengalaman. Walau dengan kesederhanaan yang receh, kami menemukan sebuah kelas tanpa dinding yang kaya akan pelajaran hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H