Lihat ke Halaman Asli

Menyelami Hakikat Agama adalah Nasihat

Diperbarui: 7 Juni 2024   11:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zedienz

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, " " yang berarti "Agama adalah nasihat." Hadits ini memiliki makna yang dalam dan luas, namun seringkali menimbulkan kebingungan dan salah tafsir di kalangan umat Islam. Banyak yang bertanya, bagaimana mungkin nasihat ditujukan kepada Allah SWT? Bukankah Allah Maha Sempurna dan tidak membutuhkan nasihat? Begitu pula, mengapa nasihat ditujukan kepada Rasulullah SAW yang juga sudah sempurna? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita perlu memahami apa itu nasihat dalam konteks hadits tersebut dan bagaimana nasihat ini diterapkan dalam kehidupan kita.

Berikut redaksi haditsnya:

"Agama itu adalah nasihat." Kami bertanya, "Untuk siapa?" Beliau menjawab, "Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum Muslimin, dan umatnya secara keseluruhan." 

Dalam hadits ini, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa nasihat adalah inti dari agama. Kata "" dalam bahasa Arab berasal dari kata "" yang berarti memurnikan atau memperbaiki. Al-Maziri menyebutkan bahwa nasihat diambil dari " " yang berarti memurnikan madu. Dikatakan " " ketika sesuatu itu dimurnikan, dan " " ketika ucapan itu diikhlaskan. Nasihat juga bisa berasal dari "" yang berarti menjahit dengan jarum, mengandung makna memperbaiki atau mempererat sesuatu yang terpisah. Berikut adalah penjelasan dari hadits ini dalam kitab Fathul Bari:

: . .

Artinya: "Nasihat berasal dari kata ' ' yang berarti memurnikan madu. Dikatakan ' ' ketika sesuatu itu dimurnikan, dan ' ' ketika ucapan itu diikhlaskan. Atau berasal dari kata '' yang berarti menjahit dengan jarum, mengandung makna memperbaiki atau mempererat sesuatu yang terpisah, seperti jarum yang memperbaiki. Oleh karena itu, taubat nasuha adalah taubat yang memperbaiki dosa-dosa, seolah-olah dosa merobek agama dan taubat menjahitnya kembali."

Nasihat untuk Allah

Nasihat untuk Allah SWT adalah sebuah konsep yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang makna dan tujuan nasihat itu sendiri. Dalam konteks ini, nasihat bukanlah saran atau petunjuk yang diberikan kepada Allah, tetapi merupakan bentuk pengakuan, pengabdian, dan pemuliaan terhadap-Nya.

"Nasihat kepada Allah adalah dengan menggambarkan-Nya dengan sifat-sifat yang layak bagi-Nya, tunduk kepada-Nya secara lahir dan batin, berkeinginan untuk mendapatkan ridha-Nya dengan melakukan ketaatan, takut akan kemurkaan-Nya dengan meninggalkan maksiat, dan berjihad dalam mengembalikan orang-orang yang berdosa kepada-Nya."

Penjelasan lebih lanjut mengenai nasihat untuk Allah dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Memuji-Nya dengan Sifat-Sifat yang Pantas bagi-Nya

   Nasihat untuk Allah mencakup pengakuan dan pengagungan terhadap sifat-sifat Allah yang sempurna. Hal ini berarti menyadari dan memuji kekuasaan, kebijaksanaan, kasih sayang, keadilan, dan semua atribut ilahi yang hanya layak dimiliki oleh Allah SWT. Menyadari kebesaran Allah dan menyatakannya dalam doa dan ibadah adalah bentuk nyata dari nasihat ini.

2. Tunduk kepada-Nya secara Lahir dan Batin

   Tunduk kepada Allah berarti menunjukkan ketaatan dan kepatuhan tidak hanya secara fisik tetapi juga dengan hati yang ikhlas. Ini mencakup menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, serta menyelaraskan hati dan pikiran dengan kehendak-Nya. Ini adalah bentuk pengabdian total yang mencerminkan kesetiaan seorang hamba kepada Tuhannya.

3. Berkeinginan untuk Mendapatkan Cinta-Nya dengan Melaksanakan Ketaatan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline