Lihat ke Halaman Asli

Islam, Akal, Adab, dan Teknologi

Diperbarui: 29 Mei 2024   20:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zedienz 

Islam, sebagai agama yang lengkap dan universal, tidak hanya mengatur aspek ibadah dan keimanan tetapi juga menekankan pentingnya akal dan adab dalam kehidupan seorang Muslim. Dua aspek ini diperlakukan dengan sangat serius dalam Islam karena keduanya berperan penting dalam pembentukan karakter dan perilaku individu.

Akal: Pemimpin dalam Islam

Dalam Islam, akal dianggap sebagai pemimpin yang harus mengarahkan perilaku dan tindakan manusia. Rasulullah menyatakan bahwa akal adalah salah satu kriteria yang membedakan manusia dari makhluk lain dan merupakan dasar pertanggungjawaban seseorang dalam hukum syariah. Akal juga yang membedakan antara yang baik dan yang buruk, memungkinkan manusia untuk memilih jalan yang benar dalam hidup.

Dalam kitab At-Tibr Al-Masbuk disebutkan:

: . ( . )

"Nabi mengatakan : Allah tidak membagi kepada hamba-hamba-Nya, sesuatu yang terbaik kecuali akal. Tidurnya orang yang berakal lebih baik daripada ibadah (ritual) nya orang bodoh. Orang yang berakal yang tidak puasa lebih baik daripada puasanya orang bodoh. Ketawanya orang yang berakal lebih baik daripada menangisnya orang bodoh."

Islam sangat menghargai akal sehat dan mendorong umatnya untuk menggunakannya dalam mencari ilmu dan memahami dunia. Dalam Al-Qur'an, banyak ayat yang meminta manusia untuk berpikir, merenung, dan menggunakan akalnya untuk mengenali tanda-tanda kebesaran Allah. Misalnya, dalam Surah Ali 'Imran:

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal. (QS. Ali Imran: 190)

Adab: Menteri yang Mendukung Akal

Sementara akal bertindak sebagai pemimpin, adab adalah menteri yang mendukung dan memperkuatnya. Adab, yang berarti tata krama, etika, dan moral, adalah esensial untuk menjaga agar akal berfungsi secara optimal. Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak, "li utammima makarimal akhlak," yang menggarisbawahi pentingnya adab dalam Islam.

Rasulullah merupakan contoh utama bagaimana adab dapat memperkuat akal. Beliau dikenal dengan akhlaknya yang luhur, yang tidak hanya mencerminkan kebijaksanaan tetapi juga kelembutan, kesabaran, dan pemahaman mendalam tentang kemanusiaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline