Sekitar kurang lebih satu tahun yang lalu, saya mulai mempelajari teknologi cryptocurrency (bitcoin), bukan untuk mencari keuntungan tetapi lebih kepada bagaimana menggunakan teknologinya untuk keperluan lainnya, secara spesifik teknologi blockchain -nya
BlockChain
secara sederhana block di dalam blockchain adalah sebuah buku, berisi catatan transaksi semacam buku akuntansi, bedanya apabila buku akuntansi menggunakan sistem debit credit, di dalam blockchain ini lebih sederhana lagi, sekedar mencatat dana sumber - input - (dari siapa jumlahnya berapa) dan tujuan transfer -output- (kepada siapa jumlahnya berapa).
Buku ini kemudian di segel menggunakan fungsi kriptografi lalu disusun bersamaan dengan buku-buku sebelumnya membentuk blockchain dan disebarkan atau di copy ke tempat - tempat lainnya yang tersebar dimana - mana sebagai bukti sekaligus backup yang dapat dibaca oleh siapa saja. Dalam proses penulisan buku (block) ini, node (tempat yang menyimpan buku2 ini) sebelum menuliskannya akan memeriksa apakah data yang dituliskan sebagai sumber transaksi (input) tadi benar - benar ada, jumlahnya benar, belum pernah digunakan di transaksi lain, dan yang menginput apakah orang yang berhak atau tidak, mekanisme ini dinamakan sebagai double spending prevention (update : mekanisme ini berlaku pada sistem bitcoin blockchain)
Alamat
Dalam konsep cryptocurrency, alamat dapat diidentikan sebagai nomor rekening, alamat dibuat dari sebuah pasangan kunci (key pair) yang dihasilkan dari fungsi acak. Satu kunci sifatnya pribadi (private key) yang harus disimpan baik - baik oleh pemilknya, dan satu lagi sifatnya publik (public key) yang dijadikan sebagai alamat atau nomor rekening.
Dalam perkembangannya bitcoin tidak hanya mendukung penggunaan public key sebagai alamat, saat ini bitcoin dapat menggunakan alamat yang diturunkan dari sebuah kode khusus (script) untuk mencapai fleksibilitas. Namun konsep alamat ini masih tidak berubah, selain berfungsi sebagai nomor rekening, juga dapat merepresentasikan identitas atau kode otorisasi.
Masalah dan Kebutuhan
Buat saya blockchain mengandung solusi yang saya perlukan, namun demikian konsep blockchain yang digunakan pada bitcoin dan cryptocurrency pada umumnya memiliki kelemahan dari sudut pandang kebutuhan saya. Nilai uang (BTC kalau dalam bitcoin) dihasilkan dari sebuah proses mining yang sifatnya terdistribusi dan tidak dapat ditentukan secara spesifik (baik jumlah dan waktunya), dan nilai uang yang telah dibuat secara teknis tidak dapat dikembalikan atau dihilangkan dari sistem. Karakteristik in membuat konsep blockchain ini akan sulit diadopsi untuk model nilai atau asset yang membutuhkan konsep inventory (keluar masuk barang) dan pengaturan secara tersentral (central authority)
Ethereum
Bitcoin adalah cryptocurrency generasi pertama dan mungkin yang paling populer saat ini, setelah bitcoin muncul cryptocurrency lainnya seperti lite coin, ripple, ethereum dan masih banyak lagi. Ethereum adalah salah satu dari cryptocurrency yang mendukung konsep smart contract, berbeda dengan bitcoin meskipun sama - sama memiliki bentuk smart contract (script) , ethereum menyediakan keleluasaan untuk membuat smart contract dengan kompleksitas setara program - program yang ditulis dengan bahasa pemrograman pada umumnya (complete turing machine)