Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Batu (!)

Diperbarui: 19 Januari 2018   16:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi pantai
Ada apa dengan deburmu?
Terdengar kurang ceria
Apa yang dilakukan oleh angin hingga tak membantumu kencang menampar karang?

Halo karang
Hidupmu tak pernah sepi
Selalu di temani ombak-ombak cantik
Mengikismu pelan dan membawa serpihanmu berenang ke tengah lautan

Langit pagi ini cerah, bukan?
Membuatmu berlari-lari diatas pasir putih,
Mengejar ombak berbuih
Dan mencipratkan padaku

Katamu kala kamu duduk dipangkuanku,
Kamu amat menyukai lautan juga langit biru
Sekaligus matahari dan titik-titik awannya
Aku hanya menyimak

Kamu terlihat mencintai lautan
Tapi aku hanya bisa diam
Kamu begitu sering mengajak camar bercanda
Tapi denganku, bahkan tidak sekalipun kau tertawa

Padaku, kamu dan lautan tidak melakukan apa-apa
Tapi kebahagiaanmu membuatku memeluk cemburu
Sebagai batu besar yang biasa kau duduki,
Tiap melihatmu bersama laut, aku selalu memaki
Mengapa aku harus menjadi batu?

- Palu, 19 Januari 2018

Hasil corat-coret uji coba pulpen yang tiba-tiba macet setelah menjawab soal latihan UN  saat les pendalaman UN Bahasa Indonesia kemarin, dan di poles pagi tadi setelah guru matematika keluar kelas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline