Lihat ke Halaman Asli

Zayyid Atthariq

Mahasiswa UMJ

Cetak Sejarah! Wajah Pelajar Muhammadiyah Menjadi Murah!

Diperbarui: 16 Januari 2024   05:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zayyid Atthariq Kabid Advokasi dan Kebijakan Publik PD IPM Kabupaten Bogor. 

Dengan perkembangan media informasi yang sangat cepat, membuat para kader IPM hari ini semakin mampu menafsirkan segala dinamika publik, termasuk issue issue politik yang juga di dukung dengan semakin dekat nya pesta demokrasi tahun 2024 kali ini, hal ini menjadi faktor pendukung bagi seluruh kader IPM untuk menjemput kesempatan mereka agar ikut berpartisipasi dalam menentukan arah masa depan bangsa dalam skala lokal hingga nasional.

Namun juga ada yang perlu diperhatikan dalam menanggapi seluruh hal hal yang bersinggungan dengan politik ini, karna sebagai kader IPM segala bentuk pergerakan atau tata kelola organisasi nya di atur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang sudah di sah kan dalam permusyawaratan tertingginya yaitu Muktamar.

Pada periode kali ini, IPM dalam bingkai pergerakan nya menghasilkan nilai yang sangat kontroversial, bagaimana tidak, hari ini PP IPM sedang mempersiapkan strategi yang menjurus pada nilai yang sangat pragmatis untuk mencetak "Era Baru, Era Baru yang akan terus menjadi perbincangan banyak orang karna ketidakjelasan nya, Era Baru yang akan menjadikan penentu arah gerak politik yang jauh dari nilai nilai yang seharusnya sejalan pada prinsip dan latar belakang  IPM tersebut. 

Jika melihat kasus di atas, Nasib AD/ART IPM Pasal 26 ayat 3 tentang Rangkap Jabatan dan Larangan Berafiliasi dengan Partai Politik seperti nya akan tenggelam begitu saja, karna akibat dari faktor politik praktis yang dilakukan oleh segenap pengurus Pimpinan Pusat IPM yang dengan secara sadar dan sengaja mengotori dan menjatuhkan harga diri IPM itu sendiri. 

Selain dari pada itu, hal hal yang menjadi kekhawatiran nya ialah sikap Ketua Umum aktif Pimpinan Pusat IPM kali ini yang secara sadar dan sengaja membawa nama IPM ke dalam koalisi pendukung salah satu calon capres dan cawapres tersebut, yang dampak nya justru membawa pada sektor yang buruk terhadap Pimpinan dibawah nya, terlebih ialah mereka para segenap Pimpinan Daerah, Cabang hingga Ranting, yang dengan gigih juga bertanggung jawab untuk menjaga kesucian serta kermurnian organisasi yang mereka jaga, namun peristiwa ini justru membawa mereka pada perasaan yang membuat bingung sampai menimbulkan banyak pertanyaan tentang ke absahan AD ART mereka sendiri. 

63 tahun berdirinya IPM sudah banyak memberikan pemikiran nya yang progresif, selama proses pergantian Ketua Umum selalu membawa mimpi mimpi yang indah bagi setiap kadernya, yang terakhir membawa narasi “Menyambut Era Baru Ikatan Pelajar Muhammadiyah” yang juga seharusnya menjadi progres yang baik dalam kurun waktu 100 hari kerja PP IPM kali ini, namun justru yang ditampilkan dalam tafsiran “Era Baru” tersebut adalah sikap politik yang justru merugikan seluruh kader IPM Se-Indonesia.

Tentu jika di lihat dari kaca mata kader Pelajar Muhammadiyah yang lain, tidak sependek Idealisme mereka yang hari ini sudah mencoreng nama baik organisasinya, justru karna hal tersebut, Kader IPM Se-Indonesia seolah mendapat Mimbar Bebas untuk mempertanyakan kedewasaan berpolitik pada setingkat Pimpinan Pusat yang sudah menggadai kan organisasi nya sendiri dan untuk kepentingan pribadi. 

Dari segala dinamika yang terjadi di atas, kita seharusnya bercermin pada realitas IPM hari ini, karna sebenarnya, realitas permasalahan di bawah seharusnya juga menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, tentu solusi dari hal tersebut juga harus datang dari pemikiran pemikiran para pengurus Pimpinan Pusat, seperti kasus kasus yang menyerang pelajar dalam lingkup sekolah, seperti kasus Bulyying, Krisis Kader dan menurun nya jiwa kritis seorang kader, yang justru hal ini yang seharusnya mereka pikirkan, karna dampak dari permasalahan dibawah juga akan berdampak pada level Pimpinan di atas.

Jangan sampai karna fokus para elite IPM kali ini sudah tidak pada sektor akar rumput, semua penghargaan IPM yang sudah digapai hanya bisa menjadi catatan Sejarah yang tidak bisa diulang, yang seharusnya dalam moment seperti ini, kita bisa mengambil kembali kesempatan untuk bisa belajar lebih jauh, bagaimana caranya menjadikan IPM kedepan jauh lebih baik dari sekarang.

Maka jangan pernah salahkan dan terheran heran jika suatu saat nanti kader kader kita di Pimpinan Daerah, Cabang dan Ranting seolah hilang kendali dan juga ikut serta untuk memperbanyak titik hitam dalam lingkaran pergerakan yang putih ini, dengan semakin berani menjual nama ikatan untuk kepentingan sekolompok orang atau bahkan kepentingan pribadi seorang kader yang mungkin bisa memanfaatkan posisi nya sebagai kader IPM.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline