Seminggu sudah kami; aku, Pak Mar, dan Pak Pram, tinggal di sebuah kontrakan. Agen penyalur kerja di bangunan yang mengantarkan kami ke kontrakan ini tidak lagi muncul sejak satu minggu lalu. Bila hari ini dia tidak datang, aku berniat untuk kembali ke kampung sebab persediaan bekal sudah menipis.
Hal itu saya utarakan ke Pak Pram. Namun jawaban dia membuat saya tercengang, "Bekal kita tidak akan menipis. Hari ini akan ada yang datang mengantarkan uang menggantikan ongkos dan bekal kita selama satu minggu ini, atau mungkin untuk bekal-bekal selanjutnya,"
Aneh. Bagaimana Pak Pram bisa berfikiran seperti itu. Selama satu minggu ini kami hanya berdua tanpa alat komunikasi, "Bapak ini ada-ada saja. Siapa yang mau mengganti, Pak?"
"Bapak juga tidak tahu. Tapi bapak yakin akan ada yang datang membawa uang, sebab semalam bapak bermimpi mendapat ikan mas," ujarnya serius.
Mendengar penjelasan itu, aku tertawa terbahak-bahak. Luar biasa Pak Pram ini. Dalam kondisi panik, masih juga bisa bercanda. Mimpi, kok, dibawa-bawa. Apa kaitan uang dengan mimpi mendapat ikan mas?
"Bapak serius, Ri! Sudah seringkali bapak membuktikan mimpi itu!" tegasnya ketika melihat sikap saya yang tidak memercayainya.
"Mimpi itu hanya bunga tidur, Pak!" bantahku.
Belum juga kami selesai berbicara, tiba-tiba pintu depan ada yang mengetuk. Setelah dibuka, ternyata agen penyalur kerja yang telah menempatkan kami di kontrakan ini. Dia meminta maaf karena telah meninggalkan kami di kontrakan tanpa informasi apa pun. Ternyata, di lapangan katanya ada masalah, jadi dia tidak sempat untuk memberitahu kami. Alhamdulillah masalah itu sekarang sudah teratasi.
Yang mengherankan, ucapan Pak Pram ternyata benar. Agen itu memberikan ganti ongkos dan biaya hidup selama satu minggu ini. Bahkan, dia pun membayarkan pula uang muka untuk pekerjaan kami satu bulan ke depan. Aku terkesiap. Belum memercayai apa yang telah terjadi.
Mimpi, ternyata bukan sekadar bunga tidur seperti yang kuyakini selama ini. Sebab setelah percaya tentang ucapan Pak Pram, aku pun acapkali mengalami mimpi serupa. Bedanya, aku diberi mimpi mendapatkan kotoran manusia bila hendak mendapatkan uang. Anehnya, bila aku mendapatkan uang namun tidak bermimpi dahulu, ternyata istriku yang telah memimpikannya. Mimpi mendapatkan ikan mas.
"Pak, uangnya langsung disetor ke mamah, ya!" pinta istriku.