Tahun 2020 rasanya begitu banyak kisah yang terlewati di tahun ini. Tak sedikit rintangan, perjuangan dan kebahagiaan yang menghiasi perjalanan hidup saya di tahun berangka cantik ini.
Diawali awal tahun saya mengikuti test CPNS untuk kategori guru bahasa Indonesia SMK/SMA. Pilihan saya jatuh di salah satu SMA negeri di Kabupaten Garut. Tentu saja doa terbesar saya dan keluarga, bisa lolos dalam tes SKD yang dilaksanakan di bulan Februari.
Walaupun saya sudah masuk di kategori honorer yang digaji oleh provinsi namun, keinginan untuk meraih mimpi yang satu ini tak pernah padam. Dalam kondisi si bungsu yang masih menyusui, saya memboyong keluarga untuk menunggu tes. Namun, takdir berkata lain. Perjuangan yang ke-4 saya mencoba peruntungan di jalur test ini gagal.
Saya tidak berputus asa, dan melanjutkan perjalanan hidup. Berbagi ilmu dengan para siswa-siswi. Saya juga bersyukur di tengah pandemi ekonomi keluarga masih tetap stabil. Honor untuk guru dari pemprov tidak ikut terganggu. Walaupun seperti itu tapi saya berusaha menghemat pengeluaran keluarga salah satunya dengan lebih banyak bercocok tanam sayur baik di pinggir rumah atau di pot.
Berbeda dengan hobi saya di dunia literasi. Jika tahun sebelumnya saya begitu produktif mengikuti berbagai event menulis cerpen. Dan rata-rata even antologi, bahkan menjadi juara di beberapa event. Tahun sebelumnya lebih dari 15 buku antologi yang berhasil diterbitkan. Namun, tahun 2020 produktivitas saya sempat menurun. Walaupun menurun, total buku antologi yang saya hasilkan dan terbit dari tahun 2017 hingga 2020 sudah mencapai 30 lebih buku. Sebagian buku saya donasikan ke taman bacaan masyarakat.
Sebenarnya penurunan mood menulis cerpen ini dimulai sejak persiapan testing, lalu pembelajaran di sekolah dialihkan dengan sistem daring. Otomatis adaptasi pembelajaran ini menyita perhatian dan waktu yang cukup banyak.