Lihat ke Halaman Asli

Yayi Solihah (Zatil Mutie)

Penulis Seorang guru dari SMK N 1 Agrabinta Cianjur

Menyikapi Semester Baru, dari Tatap Muka Kembali Belajar Daring

Diperbarui: 3 Januari 2021   13:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana Belajar Daring di Pelosok: Dokpri

Dunia pendidikan adalah salah satu aspek yang terkena imbas pandemi. Bagaimana tidak, larangan kerumunan hingga menjaga menjarak menjadi salah satu hal yang dipersyaratkan dalam protokol Covid-19. Cianjur awalnya menjadi kabupaten dengan zona hijau lalu naik level menjadi kuning. Kemudian di awal Juli tahun 2020 kondisi mulai membaik sehingga peraturan sekolah daring dilonggarkan. 

Bagi daerah selatan yang dari awal belum memiliki kasus Covid, pelonggaran aturan belajar mulai diterapkan. Dari mulai belajar kombinasi daring dan luring. Di mana siswa SMK boleh masuk sekolah dengan sistem shift, dan dibatasi yaitu 50 persen dari jumlah siswa perjelas tiap shift. Itupun hanya dilakukan hingga jam 12 siang. 

Belajar tatap muka sistem shift dan kuota ini sedikit mengurangi kejenuhan siswa setelah berkutat dalam pelajaran daring. Protokol ketat tetap dijalankan seperti pemakaian masker dan face Shield, penyediaan hand sanitizer, dll. 

Awal tahun baru 2021, tepatnya di saat libur akhir semester satu. Kabar menyedihkan kembali datang. Di saat siswa begitu antusias menyambut hari masuk untuk kembali belajar. Kabupaten Cianjur dinyatakan mendapatkan lonjakan kasus hingga setiap kecamatan dilaporkan adanya kasus Covid. Dalam sekejap zona merah telah ditetapkan. Pihak pemerintah daerah akhirnya dengan berat hati mencabut keputusan untuk belajar tatap muka di semester genap. 

Bagi para pendidik ini menjadi salah satu lecutan agar lebih mengembangkan inovasi belajar daring yang variatif dan menarik. Apalagi di daerah selatan Cianjur yang notabene masih pedesaan dan daerah pelosok sering terkendala jaringan internet akibat kurang tersedianya fasilitas provider.

Berkaca dari semester satu. Proses belajar daring dilakukan melalui WhatsApp sebagai media pemberian materi dan pengumpulan tugas, karena untuk penggunaan aplikasi zoom meet atau google meet siswa terkendala sinyal yang buruk. Salah satu alternatif pengadaan materi pelajaran adalah mengunduh aplikasi Kipin School sehingga siswa dapat mengunduh materi dan membukanya ketika offline. 

Untuk semester ini sepertinya langkah ini akan kembali diterapkan sehingga meminimalisir kendala belajar daring. Semoga semangat siswa untuk kembali belajar tidak pernah surut.

Sebagai pendidik persiapan yang saya dan teman-teman guru lakukan adalah sebagai berikut.

  1. Sosialisasi kepada siswa

Pemberitahuan info pembatalan tatap muka kepada siswa dimaksudkan agar siswa segera menyiapkan peralatan atau media untuk pembelajaran daring serta informasi kepada orang tua wali murid.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline