Dunia semakin berubah, dimana banyak orang di sekitar kita terpojokkan dengan perkembangan zaman sekarang dan dunia tekhnologi yang semakin berkembang. Banyaknya tekhnologi yang berkembang dan semakin canggih membuat kita semakin terpengaruh akan canggihnya sebuah tekhnologi, contohnya handphone yang setiap harinya banyak keluaran terbaru dan kebanyakan yang terhipnotis dengan canggihnya sebuah tekhnologi adalah ABG.
ABG yang seharusnya menikmati dunia mereka dengan bermain ceria, senyum yang lepas, bermain dengan teman sebaya mereka, justru itu semua hilang seketika di rampok oleh tekhnologi yang semakin canggih. Di bandingkan dengan masa kecil kita dulu, di mana pada masa kecil kita dengan asyknya kita bermain boneka, petak umpet, begitu juga dengan anak laki-laki teman sebaya kita mereka juga asyk dengan bermain kelereng, layang-layangan, bersepeda dan masih banyak lagi permainn-permainan yang lainnya. Tetapi itu semua hanya menjadi masa lalu dan hanya sekedar masa lalu yang sudah terlupakan bahkan anak ABG sekarang tidak bisa merasakan atau bahkan enggan dengan permainan kita zaman dulu.
Menurut saya kita sebagai anak muda atau yang sudah bisa berpikir dewasa tidak seharusnya kita terhipnotis dengan zaman sekarang ini (zaman modern), sebagai anak muda yang saat ini hidup bergandengan dengan zaman yang sudah serba modern ini dan menghadapi tekhnologi-tekhnologi yang semakin canggih, kita harus bisa membuat diri kita tidak terbodohi oleh perkembangan zaman yang begitu modern ini dan bahkan sangat di sayangkan kalau kita sebagai anak muda bisa terhipnotis oleh zaman modern saat ini.
Bukan hanya handphone saja, tetapi juga di dunia maya (internet), banyak sekali kita lihat kasus-kasus yang terjadi saat ini dengan penyalahgunaan internet. Contohnya banyak anak ABG cewek yang menjadi korban penculikan gara-gara dunia maya, mereka di iming-imingi uang dan lain-lain oleh seorang pemuda, dan dengan mudahnya mereka terpengaruh dengan rayu-rayuan seorang pemuda itu, baru-baru ini juga terjadi kasus penipuan lewat dunia maya, seorang laki-laki mengaku kalau dirinya belum menikah padahal pada kenyataannya dia sudah mempunyai istri dan anak, dia berpacaran lewat dunia maya (facebook) dengan seorang gadis yang baru saja menyelesaikan Ujian Nasionalnya, dan dengan mudahnya gadis itu tertipu oleh laki-laki tersebut. Ujung-ujungnya si gadis menyesal pada saat dia mengetahui kalau laki-laki tersebut sudah berkeluarga dan sudah mempunyai seorang anak. Dari kasus-kasus di atas kita harus menjadikannya sebagai pelajaran yang sangat berharga bagi diri kita, supaya kita tidak terhipnotis atau tidak terbawa arus dengan perkembangan zaman yang serba modern ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H