Paris & Larangan Penggunaan Jilbab
Gelaran kompetisi olahraga terbesar di dunia tahun ini yang diadakan Paris Prancis telah resmi berakhir pada 12 Agustus kemarin, selain menjadi ajang bagi Atlet-Atlet di seluruh dunia untuk mengharumkan nama negaranya.
Olimpiade Dunia ini juga diketahui adalah kejuaraan olahraga tertua di dunia yang pertama kali digelar di Athena Yunani pada 1896, namun penyelenggaraan Olimpiade tahun ini diwarnai dengan puluhan kontroversi.
Mulai dari upacara pembukaan yang viral dan menuai banyak kritik di media sosial, karena dianggap menistakan Agama Kristen karena memparodikan lukisan 'The Last Supper' karya Leonardo Da Vinci.
Peraturan yang diangap diskrimnatif karena melarang Atlet perempuan Perancis mengenakan Jilbab, sampai ada salah satu tempat yang dianggap tidak layak untuk digunakan.
Terkait larangan penggunaan Jilbab diketahui Prancis memang memiliki undang-undang, tentang larangan penggunaan simbol-simbol keagamaan yang mencolok pada Guru, Murid, dan Pegawai Negeri.
Armani Syed Jurnalis TIME MAGAZINE menjelaskan, peraturan tersebut mendapat banyak kritikan dan protes dari kelompok-kelompok organisasi HAM di Prancis.
Hal itu dianggap sebagai ketidakmampuan pemerintah menepati janjinya, yakni menyelenggarakan pertandingan olahraga yang setara antara laki-laki dan perempuan.
Karena narasi tentang kesetaraan gender masih sangat ramai dibahas di masyarakat Prancis selama beberapa tahun terakhir, melarang Atlet perempuan mengenakan Jilbab adalah bentuk diskriminasi yang nyata.
Sungai Seine Terlalu Kotor