Lihat ke Halaman Asli

Zata Al Dzahabi

Penulis, Content Creator, Podcaster

Beda Perspektif Kenapa Ribut?

Diperbarui: 31 Maret 2023   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image from: Katadata (ilustrasi perdebatan 2 politisi karena berbeda perspektif)

Sudut Pandang (Angle) 

Berbicara tentang perspektif secara bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya adalah sudut pandang atau pandangan, dalam dunia jurnalistik disebut dengan istilah 'angle' yang artinya kurang lebih sama yakni cara pandang jurnalis dalam mengemas sebuah berita. 

Di dunia fotografi istilah 'angle' adalah sudut atau posisi memotret, jadi posisi kamera dan sang fotografer dalam membidik sebuah objek dari sudut tertentu. 

Contohnya ada angle lebar (wide angle) yakni posisi kamera agak jauh dari objek, memotret lebih dari satu objek atau sekumpulan objek seperti pepohonan, mobil-mobil di jalan raya, dan sebagainya. 

Kemudian ada juga angle sempit (narrow angle) dimana kamera diposisikan agak dekat dengan objek, untuk memotret objek spesifik atau hanya satu objek saja seperti gelas atau cangkir teh, tumpukan bebebrapa buku, sepatu, dan sebagainya. 

Satu tulisan atau cerita harus memiliki setidaknya satu perspektif konsisten dari awal hingga akhir, begitu kurang leih kata Redaktur senior Tempo untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas dan jelas, artinya tidak melenceng kemana-mana maka penulis harus memilih satu sudut pandang dalam mengemas suatu isu atau persitiwa. 

Seperti halnya dalam fotografi angle akan sangat menentukan, hasil foto dari objek yang dipotret berbeda angle maka hasilnya pasti akan berbeda meski objeknya sama. Begitu juga dengan berita suatu peristiwa yang sama, bisa menghasilkan berita yang berbeda karena dilihat dari aspek atau sudut pandang yang berbeda.

Tim Tempo Institue, Tips Menulis: Membuat Angle Tulisan, Tempo Institue (19/10/2018) 08:27 WIB

 

Wacana yang Dibangun Media Tidak Sama

Dengan melihat begitu gencarnya narasi atau wacana yang disebarkan media khsususnya online di era sekarang ini, kita bisa menggunakan teori analisis wacana Theo Van Leeuwen dalam Eriyanto (2009:15). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline