Teori-Teori Media Massa
Dalam teori Uses and Effect yang merupakan dari Uses and Gratification dikatakan bahwa audiens atau khalayak sebagai pengguna media massa, pasti terkena efek dari berita media massa yang mereka konsumsi mulai dar efek kognitif (pikiran), afeksi (perasaan), dan behavioral (perilaku).
Di era media massa khususnya digital seperti sekarang masyarakat melakukan aktivitas pencarian informasi secara aktif di media, sehingga membuat teori Uses and Gratification ini terbuktui dan terlihat jelas.
Ada juga teori The Limited Effect Models (teori efek terbatas) yang berangkat dari konsep Psiko-Humanisme, teori ini menganggap bahwa audiens adalah pihak yang paling berkuasa dalam menentukan jalannya media.
Riset tentang media massa sangat popular di ranah penelitian media, khususnya berfokus pada ketetapan isi dan efek media massa terhadap masyarakat.
Severin & Tankard pada 1979 meneliti tentang perkemabangan media massa, kemudian mengasumsikan beberapa teori mulai dari The Powerful Effect Models, Jarum Hipodermik, Stimulus Respon (SR Theory).
Sampai Bullet Theory yang semuanya menganggap bahwa media sangat kuat, dalam mempengaruhi pikiran hingga tindakan khalayak bahkan efeknya bisa dirasakan dan terlihat secara langsung.
Pada era ini riset cenderung berfokus ke kajian mengenai isi dan dampak media, sehingga membuatnya berkaitan langsung dengan orang-orang yang bekerja di dalamnya seperti wartawan, editor, reporter, sampai redaktur sebagai objek penelitian.
AA Bambang A.S, Periode Perkembangan Media Massa, Jurnal Studi Komunikasi dan Media (2014, hlm 124)
Komunikasi Politik di Media Massa