Lihat ke Halaman Asli

Zata Al Dzahabi

Penulis & Kontent Kreator Multi Talenta

Antara Mimpi dan Kenyataan, Alice in Wonderland

Diperbarui: 25 November 2022   10:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image from: Buzz Feed

Pengantar

Pada artikel kali ini saya akan membahas tentang salah satu film produksi Walt Disney Pictures yang sudah dikenal luas, khususnya dikalangan anak-anak atau pecinta Disney karena sebenarnya film ini merupakan adaptasi dari serial kartun Disney. 

Alice in Woderland merupakan film karya Tim Burton, yang dibintangi Mia Wasikowska sebagai tokoh utama dan Johny Depp sebagai pemeran pembantu. 

Mengutip dari Wikipedia film ini merupakan versi live action dari kartun Disney, dengan judul yang sama dan sebenarnya berasal dari cerita Novel karya Lewis Caroll tapi artikel ini bukan untuk me-review film Alice in Wonderland. 

Namun membahas secara medalam, mengenai pesan-pesan filosofis yang disampaikan Lewis Caroll kepada pembacanya. Tanpa basa-basi lagi saya akan menceritakan terlebih dahulu alur cerita dalam film ini secara umum, kemudia  akan saya interpretasikan pesan-pesan filosofis yang ditampilkan.

Bagi kalian yang sudah menonton filmnya pastinya tahu bahwa film ini sangat menonjolkan konsep mimpi dan dunia khayalan, karena kisah diawali dengan Alice seorang gadis kecil yang terbangun dari tidurnya karena mimpi buruk, kemudian ia berjalan menuju ruang kerja Ayahnya yang sedang kedatangan cukup banyak tamu. 

Tamu-tamu tersebut merupakan rekan bisinis Ayahnya dan sedikit penjelasan bahwa, Ayah Alice merupakan seorang pengusaha kaya raya yang distribusi bisnisnya sudah antar negara bahkan benua. 

Di film ini Ayah Alice digambarkan sebagai sosok yang penyayang dan penuh dengan kepedulian kepada anaknya, terbukti ketika Alice menghapiri-nya ketika ia sedang berdiskusi soal pekerjaan, ia memilih menemani Alice di kamarnya yang sedang ketakutan karena mimpi anehnya. 

Ayah Alice juga berpesan agar jangan takut karena itu semua hanya mimpi, dia juga berpesan apabila kamu ragu apa itu mimipi atau kenyataan maka cubit saja dirimu. Kisah melompat pada saat Alice sudah beranjak dewasa, sekitar usia 18-19 tahun dimana ia akan dijodohkan dengan seorang putera bangsawan ternama Hamish Ascot. 

Alice sebenarnya sama sekali tidak mencintai Hamish dan tidak menginginkan pernikahan itu terjadi, perjodohan ini dilakukan demi mempertahankan aset usaha milik mendiang Ayahnya Alice.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline