Dalam kehidupan manusia, dari zaman ke zaman manusia senantiasa mengakui akan adanya Tuhan yakni Sang Pencipta alam semesta. Begitu banyak kisah-kisah klasik yang menceritakan tentang eksistensi para pencari kebenaran, mencari keberadaan Sang Pencipta, yang akhirnya melahirkan konsep teology dan menjadi suatu agama tentang ke Tuhanan.
Selain kepercayaan akan adanya Yang Maha Kuasa, manusia berdampingan dengan dunia wujud/nyata dan dunia kasat mata (gaib). Setiap penomena alam, kejadian, malapetaka, musibah dan bencana akan dikaitkan dengan suatu alam yang tak wujud namun diakui keberadaannya.
Didalam agama Islam sendiri, al-qur'an menjelaskan tentang keyakinan akan adanya dunia gaib, Allah SWT merupakan Sang Khalik yang gaib, malaikat makhluk gaib, Iblis, Syaithan, dan Jin adalah makhluk gaib, hari kiamat, rezeki, kematian, semuanya adalah hal yang gaib.
Di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi, nun sebelum agama Islam datang membawa kebenaran dan cahaya keimanan, penduduk Kerinci telah menganut sistim kepercayaan animisme, dinamisme, Hindu, dan Budha.
Keyakinan lokal yang saat ini masih terus ada dan lestari yaitu masalah "palaho", yakni suatu upacara adat terhadap Roh Ninik Moyang yang diyakini memiliki keistimewaan, kharomah, dan kesaktian.
Disamping kepercayaan akan roh dan arwah ninik moyang, masyarakat Kerinci masih ada yang percaya dengan makhluk gaib lainnya diantaranya seperti:
1. Uhang Tanah (Orang gaib penunggu tanah)
Uhang tanah ialah sejenis Jin yang menghuni suatu tanah kosong, semak belukar, ataupun hutan yang belum ditempati manusia. Keberadaannya ini dizaman dahulu sangat sakral disaat orang Kerinci mau medirikan rumah, maka akan diadakan pemindahan "uhang tanah" dari tanah yang akan didirikan ke tempat lain yang dianggap pantas, dan disana akan ditanam "tiang tanem" sebagai tanda atau simbol tempat uhang tanah/Jin yang dipindahkan. Dan tempat itu diberi nama "Pulong".
2. Uhang Taman (orang yang menjaga mata air sumur, rawa, dsb)