Lihat ke Halaman Asli

Zanuar iqbalfazumi

MAHASISWA UNEJ

Pertanian Indonesia dalam Pusaran Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0

Diperbarui: 28 Desember 2020   12:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Indonesia merupakan negara agraris dengan berbagai potensi pertanian dan sumber daya alam yang melimpah. Perkembangan sektor pertanian di Indonesia sudah mengalami berbagai perkembangan mengikuti revolusi industry yang terjadi di berbagai dunia. Mulai dari Revolusi Industry 1.0 pada tahun 1784 dengan penggunaan mesin uap dalam industry, Revolusi Industri 2.0 pada tahun 1870 dengan penggunaan mesin produksi masal bertenaga listrik/uap, dilanjutkan Revolusi Industri 3.0 pada tahun 1969 dengan penggunaan teknologi informasi dan mesin otomatis dan Revolusi Industri 4.0 pada tahun 2011 dengan mesin terintegritas jaringan internet (Internet Of Things).

            Tidak dapat dipungkiri potensi sector pertanian yang ada di Indonesia sangat berkontribus besar pada Produk Domestik Bruto baik dalam skala nasional maupun regional. Adanya Revolusi Industri 4.0 diharapkan dapat memberikan impact yang sangat besar bagi perkembangan sector pertanian di Indonesia dengan penggunaan mesin yang terintegritas dengan jaringan internet. Ditambah lagi kebutuhan penduduk yang terus meningkat diakibatkan dengan pertumbuhan penduduk di Indonesia yang terus meningkat.

            Namun, pada saat ini sector pertanian di Indonesia dinilai belum siap dalam mengimplementasikan Revolusi Industri 4.0. Salah satu kendala utamanya adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang, dikarenakan rendahnya tingkat Pendidikan pertain di Indonesia. Hal ini berdampak perkembangan pertanian yang terjadi di Indonesia secara monoton terutama dalam pengelolaannya hasil pertaniannya. Rendahnya tingkat Pendidikan pertain juga berdampak pada penggunaan teknologi di sector pertanian. 

Pada saat ini masyoritas petani Indonesia masih melakukan bertanian secara tradisional dan berbanding terbalik dengan istilah Revolusi Industri 4.0 yang menggunakan teknologi dan sudah terintegritas dengan jaringa Internet. Masalah lainnya pada sector pertanian adalah lahan pertanian yang terus mengalami penyusutan akibat pembangunan yang masif yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan investasi di Indonesia.

            Salah satu inovasi dalam sector pertanian pada Revolusi Industri 4.0 adalah pertanian pintar (Smart Farming). Pertanian pintar dapat disebut sebagai revolusi hijau 4.0 di bidang pertanian yang menggabungkan metodologi pertanian dengan teknologi - Sensor & Aktuator, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Internet of Things (IoT), Robotika dan Drone untuk mencapai efisiensi produksi yang diinginkan dengan biaya yang terkelola. Penerpannya di Indonesia masih jauh dari kata sempurna, masih diperlukan pendampingan bagi petani. Smart Farming tidak semata soal efisien dan efektifitas, namun juga dapat meningkatkan mutu hasil pertanian yang dapat menambah nilai ekonomi dari hasil pertanian sehingga kesejateraan para petani dapat meningkat.

            Guna mewujudkan tujuan dari Revolusi Industri 4.0 dan pemunuthan kebutuhan pendudukan di Indonesia, sector pertanian harus dapat segera menyesuaikan dan melakukan pengembangan dengan digitalisasi yang sangat masif. Peralihan dari pertanian tradisional ke pertanian modern dengan penggunaan berbagai macam teknologi tidak serta merta berjalan dengan sendirinya, diperlukan pendampingan dari berbagai pihak dalam implementasinya. Apalagi para SDM petani Indonesia dengan Pendidikan yang rendah. 

Peningkatan Sumner Daya Manusia (SDM) sangatlah diperlukan dalam hal ini. Inovasi dan program-program yang diberikan ke para petani akan sia-sia jika SDMnya tidak dapat mengaplikasikannya dengan baik. Serta kebutuhan lahan pertanian di masa yang akan dating juga harus diperhatikan. Pera petani mudah sangat dibutuhakn untuk menuju Indonesia yang lebih maju dan berdaya saing dikanca internasional.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline