Lihat ke Halaman Asli

Ketika Saipul Jamil Harus Nangis di Bahu Sule

Diperbarui: 21 Juni 2016   02:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Malam ini saya teringat dengan Saipul Jamil. Air matanya yang berceceran menahan kalut dan sedih menjadi hiasan di media massa. Rumah habis dijual, namun kasus bukannya habis malah bertambah. Malang benar nasibnya pikirku. Saipul Jamil yang selama ini suka ketawa ketiwi haha hihi pada akhirnya harus nangis di depan hakim. Nangis karena rumah mewah hasil kerja keras selama ini ludes terjual, ga tersisa, dan uang hasil penjualan pun habis disita. Mimpi apa beliau sampai nasibnya semalang itu? 

Ya, setidaknya Saipul Jamil masih hidup. Bandingkan dengan Olga yang harus divonis mati sebelum dia menghadapi kematian? Apa yang dia pikirkan pada hari-hari terakhirnya? Apakah dia harus maju dan maju? Ataukah dia harus maju…. mundur…. cantik….?

Bayangkan bro…. Rumah hasil kerja keras, mobil hasil kerja keras dari Saipul Jamil, ludes…  Dan dia pada akhirnya harus mendekam dalam penjara selama sekian tahun… semuanya jadi null/nihil… 

Coba bayangkan kalo Anda di sisi Saipul Jamil, apa yang kira kira Anda rasakan? 

Tapi setidaknya Saipul Jamil masih hidup, gimana kalo Anda jadi Olga dua bulan menjelang ajalnya?

Beberapa orang menemui ajalnya secara tiba-tiba. Asik-asik naik motor tiba-tiba keseruduk pohon dan kemudian mati. Atau asik-asik naik mobil tiba-tiba kecelakaan dan kemudian mati. Atau pada saat naik pesawat, mayday… mayday….. dan kemudian mati. Kesamaannya adalah kita ga tau kalo kita bakal mati pada saat itu. Kita taunya bahwa kita naik pesawat dan sampai di tujuan…. 

Ada juga yang matinya diberi tahu dua bulan sebelumnya atau mungkin dua hari sebelumnya, atau mungkin dua jam sebelumnya…  Bagaimana Anda menghadapai situasi seperti itu? 

“Pak, besok Anda akan duel pedang sampe mati dengan si Y.” 

“Pak, besok eksekusinya akan dilaksanakan jam 12 siang.” 

atau..

“Pak, ada orang ketuk-ketuk pintu rumah jam 1 malam…. teriak-teriak… tolong diliatin pak, mama takut….”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline