Lihat ke Halaman Asli

Achmad Fauzan Syaikhoni

Mahasiswa IAIN Kediri

KKN 09 Puhsarang Belajar Bersama Muzada Madu Indonesia: Dari dalam Rumah Sampai Rumah Lebah

Diperbarui: 31 Agustus 2023   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Deretan banner dengan dominasi warna hijau terpampang di sepanjang tembok bangunan berpelitur coklat muda.  Banner-banner tersebut terpasang di dinding dengan beragam kondisi. Ada yang terlihat cukup licin dan ada pula yang nampak kusam dan lapuk. Kondisi ini cukup menggambarkan betapa banyak sang empu-nya bangunan telah bertemu dan berbagi ilmu dengan banyak orang. Bangunan tempat banner ini berada adalah kompleks salah satu UMKM di Desa Puhsarang, Muzada Madu Indonesia.

"..banyak yang kesini mahasiswa-mahasiswa itu, kalian nanti kalau mau magang yang anak ekonomi atau manajemen boleh kesini.." ujar Ulin Nikmah, pemilik Madu Muzada membuka obrolan siang itu yang disambut dengan gelak tawa oleh peserta KKN 09 Puhsarang.

Sabtu, 8 Juli 2023 saat terik matahari cukup menyengat, sebanyak 16 mahasiswa KKN 09 Puhsarang berkunjung ke UMKM Muzada Madu untuk mendapat pengarahan soal kondisi ekonomi Desa Puhsarang. Kunjungan ini merupakan rangkaian kunjungan UMKM yang sedianya memang dilakukan untuk observasi sebelum mengajukan proker kepada pihak desa dan kampus.

Bu Ulin, sapaan akrab owner Muzada Madu menjelaskan kepada mahasiswa KKN 09 Puhsarang mengenai perjuangannya sebagai seorang pengusaha untuk mendirikan "brand" sendiri. Tidak semata soal perizinan teknis, hal-hal nonformal seperti keteguhan tekad, tekanan dari berbagai pihak, dan realita persaingan bisnis turut ia bagikan. Ketika sampai pada cerita mengenai tantangan bisnis di era sekarang, Bu Ulin berpesan bahwa anak muda terkhusus mahasiswa harus mau mencoba dan berani praktik.

"sebagai mahasiswa, kalian ini kan punya privilege, keistimewaan akses pendidikan yang tidak di punyai semua orang. Jadi harus berani mencoba, kalau hanya kuliah di kelas saja ya ga ada bedanya sama yang lulusan SMA" Ujar Bu Ulin.

Perempuan berusia 40 tahunan ini sangat senang jika ada mahasiswa yang datang dan mau mencoba ikut belajar menjadi pengusaha seperti dirinya. Menurutnya, sosok-sosok pembaharu dan berani tampil dengan identitas dirinya sendiri adalah sosok yang akan berhasil di tengah persaingan ekonomi yang semakin ketat, dan menjadi pengusaha adalah salah satu jalan menuju hal tersebut.

Selesai dengan wejangan mengenai social skill, Perempuan pengusaha ini mengajak mahasiswa KKN 09 untuk mencicipi produk dari Muzada yakni Madu Murni dan Kriwoel (Krispi tiwoel).

Dokpri

Dokpri

singkong (tiwul), ia sangat berharap produk orisinalnya ini bisa mendapat spotlight di kalangan millennial. Pasalnya, ia merasa prihatin dengan trend makanan ala luar negeri yang merata ke semua kalangan hingga membuat makanan tradisional seperti tiwul terpinggirkan. Padahal tiwul juga bukan makanan yang tidak bergizi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline