Lihat ke Halaman Asli

Zani Bayan Az Zahra

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMJ | Penulis | Penggiat Media Digital

Memecah Stereotip Gen Z Sebagai Generasi Strawberry

Diperbarui: 30 Januari 2025   15:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: Orisinil Pengguna, Mental Health Campaign pada 22/01/2025, di Universitas Muhammadiyah Jakarta. 

Dalam beberapa tahun terakhir, istilah "Generasi Strawberry" menjadi populer untuk merujuk pada Gen Z, generasi yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an. Frasa ini berasal dari Taiwan dan menggambarkan orang muda yang rapuh dan rentan terhadap tekanan seperti stroberi, yang cantik tetapi rapuh. Tetapi apakah istilah-istilah ini benar-benar mencerminkan kenyataan atau hanya sekadar stereotip yang tidak berdasar? 

Gen Z: Rapuh atau Adaptif?

Gen Z tumbuh di era digital yang penuh ketidakpastian---dari krisis ekonomi, pandemi global, hingga perubahan teknologi yang cepat. Penelitian dari Pew Research Center (2019) menunjukkan bahwa Gen Z lebih sadar akan kesehatan mental dan lebih vokal dalam mengungkapkan emosi mereka dibandingkan generasi sebelumnya. Sifat ini sering disalahartikan sebagai "kelemahan," padahal justru menunjukkan kesadaran akan pentingnya kesejahteraan psikologis.

Dampak Labelisasi: Mempengaruhi Persepsi Diri

Pemberian label negatif seperti "Generasi Strawberry" dapat berdampak buruk pada mentalitas anak muda. Labelisasi ini berisiko menciptakan efek self-fulfilling prophecy, di mana individu mulai percaya bahwa mereka memang lemah dan tidak mampu menghadapi tantangan. Padahal, Gen Z justru memiliki banyak keunggulan, seperti kreativitas tinggi, kemampuan multitasking, dan pemahaman digital yang lebih dalam dibanding generasi sebelumnya.

Beyond Labels Mental Health Campaign: Memecah Stereotip Strawberry Generation

Sumber Foto: Orisinil Pengguna, Mental Health Campaign pada 22/01/2025, di Universitas Muhammadiyah Jakarta. 

Sebagai upaya melawan stereotip ini, pada Rabu, 22 Januari 2025, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Semester 5, Konsentrasi Public Relations (PR), Universitas Muhammadiyah Jakarta mengadakan Beyond Labels Mental Health Campaign dengan tema "Memecah Stereotip Strawberry Generation". Kampanye ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat bahwa Gen Z bukanlah generasi yang mudah hancur, tetapi justru kreatif, inovatif, dan memiliki daya juang tinggi.

Acara ini mengundang beberapa Narasumber yaitu ibu Velda Ardia S.Ikom., M.Si dan Ka Safitri Herra, S.Pd. Salah satu pesan utama dari kampanye ini adalah bahwa menjaga kesehatan mental bukanlah tanda kelemahan, melainkan bentuk ketahanan dan keberanian dalam menghadapi tantangan hidup. Beberapa point yang disampaikan oleh Pemateri ialah:

  1. Faktor Penyebab Generasi Strawberry

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline