[caption id="attachment_368557" align="aligncenter" width="300" caption="Reza S Zaki, Ketua Rumah Imperium saat berfoto bersama Ilham Akbar Habibie, Ketua Dewan TIK Nasional. Zaki terus berupaya meluaskan jaringannya demi membangun Indonesia dengan menyalakan lilin-lilin desa."][/caption]
“Persoalan bangsa hanya bisa diobati oleh kehadiran pemimpin yang otentik. Ia lahir dr rahim rakyat dan hidup untuk rakyat”
Sebuah keyakinan yang dilontarkan anak muda dengan visi luar biasa membangun Indonesia. Menyalakan lilin-lilin harapan di desa-desa. Ialah Muhammad Reza Syariffudin Zaki S.H.MA, alumnus Magister Diplomasi Perdagangan Dunia Universitas Gadjah Mada yang kini menggerakkan roda bisnis sosial di Rumah Imperium. Sebuah ruang bagi para pemuda di Sumedang-Jawa Barat untuk bisa meningkatkan kapasitas mereka dalam bidang kepemimpinan.
Meskipun lahir dan besar di tengah hiruk pikuk ibu kota, namun tak membuat pemuda kelahiran Jakarta 25 tahun lalu itu risih bergiat di Sumedang. Kota kecil yang notabene masih mencari jati diri. Pernah ia menganalogikan niatan gerakannya dengan pilihan praktik seorang dokter.
“Ketika seorang dokter akan membuka praktek, tentu ia akan memilih tempat dimana banyak orang sakit, bukan orang sehat. Begitu pula ketika saya memilih tempat bergerak. Saya memilih Sumedang karena sedang sakit. Saya bukan seorang dokter, tapi saya berupaya untuk mencari solusi penyembuhan bagi Sumedang,” ungkap Zaki, sapaan akrabnya, saat ditemui penulis beberapa waktu lalu.
Konsep bisnis sosial sebenarnya bukanlah barang baru. Bahkan sudah diimplementasikan sejak lama salah satunya lembaga Muhammadiyah. Akan tetapi, konsep Bisnis Sosial ini mulai dikenal dan dipatenkan namanya sejak Muhammad Yunus dari Bangladesh menerima penghargaan Nobel Ekonomi karena menciptakan Grameen Bank untuk membantu warga miskin di negaranya terutama kaum wanita.
Kini, Indonesia telah mengalami grafik yang mengejutkan dimana tingkat pertumbuhan lahirnya Komunitas Bisnis Sosial sampai saat ini meningkat sebesar 500 %. Kemunculan komunitas-komunitas ini diharapkan dapat menjadi solusi alternatif untuk mengentaskan kemiskinan dan kebodohan di bangsa ini.
Di Rumah Imperium, Zaki menginisiasi berbagai program Beasiswa Rumah Imperium yang terdiri dari Gerakan LingkunganKu Menghafal yang merupakan program Tahsin dan Tahfidz Al-Quran selama 2 tahun bagi pelajar SD, SMP, SMA, dan Mahasiswa.
Sekolah Negarawan yang merupakan program pelatihan kepemimpinan, kewirausahaan, menulis, bahasa inggris, bahasa sunda, atlas hidup, dan pemberdayaan masyarakat. Sekolah Tani yang merupakan program pelatihan bagi Gabungan Kelompok Petani (Gapoktan) untuk mempelajari GeoPertanian, Bank Tani, Pengolahan produk pertanian, dan pemasaran produk pertanian. Terakhir, Gerobak Cerdas yakni perpustakaan keliling yang memfasilitasi beragam buku yang dibutuhkan masyarakat.
Zaki membuat Rumah Imperium seperti menjadi terminal atau hub bagi perkembangan generasi muda. Terbukti, salah seorang peserta Sekolah Negarawan, Taufik, didorong untuk mengikuti School for Nation Leader Angkatan I 2015 yang diselenggarakan Yayasan Dompet Dhuafa. Taufik menjadi satu-satunya perwakilan Sumedang dari 50 Mahasiswa Terbaik Seluruh Indonesia turut serta memberikan kebanggaan kepada Kabupaten Sumedang yang dikenal melahirkan banyak tokoh-tokoh besar bangsa ini hingga kini.
“Dengan prestasi pemuda Kabupaten Sumedang seperti ini, diharapkan pemerintah dapat aktif dan progresif dalam mendukung peran pemuda yang kreatif dan kontributif kepada kelangsungan Kabupaten Sumedang,” harap Zaki.
Sesuai dengan penamaan Rumah Imperium, yang menurut Anggota Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Pusat ini, rumah memiliki makna sebagai rumah kebangkitan untuk memberdayakan masyarakat di Kabupaten Sumedang, khususnya generasi muda. “Disamping manifesto tersebut, ada juga cita-cita agar para alumni Rumah Imperium dapat lahir menjadi Negarawan yang agamis, nasionalis, dan internasionalis,” terangnya.
[caption id="attachment_368560" align="aligncenter" width="300" caption="Zaki saat menerima penghargaan Sociopreneur dari Nutrifood dan British Council"]
[/caption]
Kegigihan Zaki menularkan virus membangun daerah kepada tunas-tunas bangsa di ‘kota tahu’ sejak 2012 pernah diapresiasi oleh Nutrifood dan British Council. Pada akhir 2014 lalu, Rumah Imperium berhasil mendapatkan Penghargaan sebagai 8 Komunitas Sosial Terbaik di Indonesia. Penghargaan ini merupakan ajang tahunan untuk memberikan inspirasi kepada generasi muda terutama yang bergerak pada bidang Bisnis Sosial.
Selain bergerak di bidang kepemudaan, Zaki mendorong Rumah Imperium untuk terus meningkatkan akses jaringan. Dengan berbagai kolaborasi yang dilakukan. Saat ini Rumah Imperium berkolaborasi dengan Pemerintah Kecamatan Ganeas-Sumedang maupun Pemerintah Desa Ganeas untuk mempersiapkan kemampuan Desa dalam mengelola implikasi dari Undang-undang (UU) Desa dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
“Kami ikut memberikan konsultasi kepada sektor pemerintah untuk melahirkan pemerintahan yang lebih transparan, kreatif, dan produktif. Hal ini dilakukan agar masyarakat dapat menikmati secara langsung peran pemerintah di daerah,” beber pemuda yang pernah menjabat Wakil Presiden Mahasiswa UGM (2012).
Rumah Imperium ikut membidani pembuatan Website www.ganeas.desa.id yang terhubung dengan 1000 Website desa di seluruh Indonesia. Website Desa Ganeas ini merupakan website dengan domain desa.id pertama di Kabupaten Sumedang.
Kedepan, Desa Ganeas dan Rumah Imperium akan mencoba membangun tata ruang desa yang semakin baik serta nyaman bagi warganya. Destinasi pariwisata pun sedang disusun untuk bisa diwujudkan di Desa Ganeas. Selain itu juga diupayakan untuk dapat membangun Foodcourt atau zona kuliner yang akan mempermudah akses warga untuk mendapatkan makanan/minuman yang sehat dan terjangkau.
[caption id="attachment_368563" align="aligncenter" width="300" caption="Zaki saat berfoto bersama aparat pemerintah kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat"]
[/caption]
Tidak hanya itu, dalam upaya perluasan jaringannya, pemuda yang sudah menetaskan empat judul buku tersebut rajin mengikuti forum-forum yang membahas tentang gerakan di bidang sosial. Terbaru, tepatnya akhir April lalu ia mewakili Sumedang pada kegiatan Jaringan Konferensi Kota Kreatif (Creative Cities Network) 2015 yang diikuti oleh ratusan peserta yang mewakili kota-kota besar di Asia Afrika.
Dalam konferensi yang diselenggarakan Pemerintah Kota Bandung dan Bandung Creative City Forum, Zaki berhasil mengusulkan nama jejaring ini di forum. Nama yang disepakati oleh para peserta yakni Indonesian Creative City Forum (Forum Kota Kreatif Indonesia). Disamping itu, Zaki juga mengusulkan adanya program Creative City Exchange Ambassador agar terbuka peluang untuk para duta kota kreatif belajar bagaimana pengelolaan kota dari daerah-daerah lainnya.
“Dengan banyak-banyak berdiskusi, belajar, berfikir untuk Kabupaten Sumedang adalah salah satu cara mengubah masa depan Kota Tahu ini. Gagasan besar itu satu per satu diamalkan bersama-sama untuk menjangkau perubahan di Kabupaten ini,” tandasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H