Komunikasi efektif semakin diakui sebagai kunci keberhasilan di dunia kesehatan yang dinamis. Salah satu bentuk komunikasi yang esensial adalah komunikasi asertif, yang memungkinkan tenaga kesehatan untuk menyampaikan pesan secara jelas, tegas, dan empatik, terutama dalam situasi yang penuh tekanan atau ketika berhadapan dengan klien yang stres atau agresif.
Penelitian menunjukkan bahwa komunikasi asertif tidak hanya meningkatkan kepuasan pasien, tetapi juga mengurangi konflik antar tenaga kesehatan dan meningkatkan kualitas perawatan. Meski demikian, banyak petugas kesehatan masih kesulitan menerapkannya di lapangan, yang bisa berakibat negatif pada kolaborasi tim, keselamatan kerja, hingga kualitas pelayanan.
Pelatihan tenaga kesehatan tentang komunikasi asertif dapat membantu mereka mengatasi situasi komunikasi yang sulit. Komunikasi yang tidak efektif, terutama ketika menangani klien yang agresif atau stres, dapat memperburuk keadaan dan merusak kepercayaan antara petugas kesehatan dan klien. Sebaliknya, menggunakan pendekatan asertif dapat memperbaiki keadaan dan membangun hubungan terapeutik yang lebih baik.
Masalah ini umum dan dapat ditemukan di banyak tempat kesehatan, mulai dari rumah sakit hingga klinik komunitas. Diharapkan adopsi komunikasi asertif oleh tenaga kesehatan dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi pasien dan tim medis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H