Lihat ke Halaman Asli

Zandra Xavier Fairuz

Mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran

Bermula dari Sampah Menjadi Barang Estetis nan Berguna

Diperbarui: 13 Juli 2024   22:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Produksi karya kreatif dari sampah ecobrick/dok Pribadi

Sudah menjadi rahasia umum bahwa sampah plastik merupakan permasalahan utama dalam pencemaran lingkungan di Indonesia. Plastik sendiri membutuhkan ratusan tahun untuk terurai secara alami. 

Sifat sampah plastik inilah yang menyebabkan penumpukan sampah plastik tak teratasi. Kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap limbah plastik yang kurang baik pun menjadi salah satu problematika penumpukan limbah plastik di Indonesia. 

Sebagai negara yang menghasilkan banyak sampah plastik, sudah saatnya seluruh elemen masyarakat ikut menghentikan rantai buruk sampah plastik. Salah satu solusi yang dapat dilakukan ialah dengan pengelolaan sampah plastik yang baik. 

Dewasa ini, telah banyak perusahaan yang mengolah sampah plastik menjadi barang yang kembali memiliki nilai jual. Salah satu perusahaan yang menerapkan konsep daur ulang, yaitu Olah Plastic.

Merealisasikan visi menjadi produk nyata, Olah Plastic adalah kolektif kreatif yang berfokus pada pemanfaatan limbah menjadi karya yang memiliki estetis dan nilai jual. 

Terlepas dari sampah yang bersifat kotor, rusak, maupun bau, Olah Plastic siap untuk mengolah sampah plastik tersebut menjadi sesuatu yang lebih baik. Berdomisili di Kota Bandung, Olah Plastic didirikan oleh sekelompok lulusan mahasiswa di bidang seni yang awalnya memiliki ketertarikan pada bidang desain kemasan produk. Memulai sejak tahun 2019, sepak terjang Olah Plastic dalam menjual produk ramah lingkungan yang memiliki nilai seni tidak selalu berjalan mulus.

Ketika pandemi COVID-19 melanda, Olah Plastic yang masih merintis mengalami kesulitan pencarian bahan yang sesuai dengan konsep mereka. Hal tersebut menjadi tantangan yang Olah Plastic terima untuk dapat menjual produk-produk ramah lingkungan ini. 

Bermula dari obrolan bersama pengepul sampah di kawasan Taman Hutan Raya (TAHURA) Bandung yang akhirnya membuat Olah Plastic yang awalnya hanya fokus di bidang customize produk dari sampah, bangkit untuk fokus shifting akan recycle. Sehingga Olah Plastic membuka bisnis produk ramah lingkungannya di tahun 2021.

“Jadi, dulu kita punya workshop juga di Tahura, ternyata sebelahan tuh kaya bahasanya bandar sampah, bukan bank sampah ya tapi bandar sampah. Kita cuman ngobrol-ngobrol aja sama dia, kaya ngopi tiap hari gitu disana. Akhirnya dikasih tahu “Mas kalo beli ini tuh ini”, kita diajarinnya di lapangan sebenernya kaya tutup botol tuh ada tipenya, ada nama di lapangannya tuh berbeda dengan kode yang di internet gitu,” ujar Rizal, selaku Creative Director dari Olah Plastic.

Bahan plastik tidak sesederhana seperti yang kita lihat, terdapat bermacam-macam bahan dan jenis plastik di dunia, dari bahan plastik LDPE, PC, PET atau PETE, ada plastik HDPE, PP, PS, Styrofoam, PE dan yang lainnya Setiap jenis plastik tersebut berbeda dari jenis lainnya. Beberapa di antara plastik-plastik tersebut bisa digunakan untuk bahan daur ulang, ada pula yang dapat menimbulkan bahaya terhadap kesehatan serta pencemaran lingkungan. Beberapa plastik ada yang mudah didaur ulang, ada juga yang membutuhkan penanganan yang rumit dan khusus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline