Lihat ke Halaman Asli

Bulan Agustus Itu...

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Agustus bagiku...sejak aku berumur 4 tahun adalah bulan perayaan. Bulan kegembiraan karena setiap bulan Agustus ada karnaval, pawai, bazar dan keramaian lainnya. Ya...bulan dimana setiap tanggal 17 nya diperingati oleh seluruh rakyat Indonesia karena pada tanggal itulah di tahun 1945 Indonesia merdeka, lepas dari penjajahan. Dimulai semenjak TK,aku mengikuti karnaval. Kelas 1-6 SD menjadi penonton karnaval kecuali kelas 3 dimana aku menjadi peserta karnaval. Upacara 17 an tidak pernah absen kuhadiri sejak kelas 4 SD sampai kelas 3 SMA karena saat itu diwajibkan.Baru saat perguruan tinggi saat itu aku absen upacara. Entah dulu itu kenapa di kampus tidak mewajibkan upacara. Kampus memang menebar leaflet undangan untuk mengikuti upacara dan biasanya yang datang kebanyakan yang aktif di ormawa. Aku waktu itu ingat hanya satu kali selama menjadi mahasiswa ikut upacara d kampus. Itupun karena aku mwnjadi salah satu personel di kesatuan drumband yang menjadi pengisi Andika Bhayangkari. Setelah lulus, aku absen lagi karena sebagai guru TK sukwan tidak kewajiban ikut upacara.
Sampai pada tahun 2013, aku upacara 17 an di luar negeri. Di salah satu kantor konsulat di negeri jiran. Upacara yang sangat khusyuk...banyak dari peserta maupun petugasnya sampai menitikkan air mata. Haru...kami para guru, pegawai konsulat, siswa siswi sekolah Indonesia terdekat dan WNI di sekitar berdiri, menjadi satu untuk mengikuti upacara.
Setelah upacara selesai, kami diberi snack sederhana berupa roti dan air minum. Kemudian para peserta yang ingin menikmati hiburan bisa datang ke kantor konsulat yang jaraknya cukup dekat. Hiburan berupa panggung gembira, konser musik rakyat a.k.a dangdut, diselingi permainan berhadiah dan pembagian doorprize, serta lomba mewarnai dan makan kerupuk bagi anak-anak.
Tahun ini aku juga upacara, di sekolah, di tengah ladang sawit bersama murid-muridku anak pekerja berkewarganegaraan Indonesia. Ini upacara 17 an pertama di ladang kami. Syukurnya upacara berlangsung dengan lancar.
Dan hari ini , 31 Agustus aku pertama kalinya menyaksikan perarakan hari kemerdekaan Malaysia meskipun hanya di televisi. Aku dari tahun lalu memang sudah tahu jika hari ulang tahun Malaysia tanggal 31 Agustus, tapi baru kali ini menyaksikan. Sungguh ramai...dan seronok(seru:). Para polisi, tentara, kesatuan pelajar berpawai di dataran Merdeka Kuala Lumpur disaksikan Raja, perdana menteri dan petinggi2 negara serta tamu undangan. Perarakan yang disiarkan live selama 4 jam tanpa iklan di TV1 berlangsung meriah dan tertib. Dan di detik2 akhir perayaan, semua menyanyi lagu kebangsaan, lagu tema dan...sampai kudengar lagu yang tak asing...Setelah kudengarkan dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya...ternyata lagu Judika yang salah satu liriknya...tak kan kusia-siakan kamu lagi. Hehe..ternyata lagunya tenar sampai sini.
Dan sampailah pendapatku tentang bulan Agustus...bulan perayaan...di Indonesia dan Malaysia. Kalau di Indonesia kemerdekaan sudah 69 tahun di tahun 2014 ini, Malaysia baru 57 tahun. Pencapaian yang diperoleh pun berbeda-beda...Bye bye Agustus.(di sini disebutnya Ogos, serapan English). Ku nantikan ceritamu di tahun depan.Welcome September....September ceria :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline