Lihat ke Halaman Asli

Resolusi 2014 : Menjadi Diri yang Baru, Memberi Makna untuk Hidup

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

2013 mungkin seperti titik balik untukku. Perlahan aku mulai menyadari tentang diriku, tentang diriku yang menyia-nyiakan kesempatan hidup di dunia yang hanya sebentar. Hari-hariku flat, tanpa kegiatan berarti. Ya, istilah kerennya sekarang sih ‘gabut’.

Maka, di tahun 2014 nanti aku ingin benar-benar merubah diriku, menjadi seseorang yang berguna untuk orang lain. Namun, untuk mecapai itu semua aku harus menempuh beberapa langkah. Langkah yang ku buat sendiri setelah memikirkan dan merenungkannya.

1.Percaya diri.

Ya, apalah arti semua rencana yang tersusun secara apik namun rasa percaya diri rendah. Tidak akan ada action dan rencana hanya akan jadi rencana saja.

Selama ini aku paling tidak percaya diri dengan  postur tubuhku yang pendek. Tapi, setelah kurang lebih setahun aku lebih membuka mata pada lingkungan, ternyata banyak kok mereka yang tidak tinggi tapi mereka percaya diri dan membuat hidup mereka jadi bermakna. Kalau mereka bisa, kenapa aku tidak. Dan aku harus bisa membuat diriku percaya diri.

2.Aktif di kampus

Sebagai mahasiswa, selama ini aku tak pernah ikut organisasi atau kepanitiaan di kampus. Lagi-lagi percaya diri masalahnya. Maka, di tahun 2014 nanti aku ingin mencoba ikut organisasi dan kepanitiaan di kampus. Bukan untuk mengeksiskan diri, hanya ingin membuat hidup terasa memiliki arti. Kuliah pulang-kuliah pulang atau disingkat “kupu-kupu” sama sekali tak menyenangkan.

3.IPK di atas 3,00

Setiap Mahasiswa pasti mengharapkan hal yang sama, IPK bagus. Dari semester awal hingga saat ini bisa dibilang aku tak pernah belajar. SKS atau Sistem Kebut Semalam menjadi senjata favorit menjelang ujian. Aku tak pernah mencicil belajar, membaca buku pelajaran gampang sekali membuatku mengantuk. Materi ujian sangat banyak dan mustahi dapat selesai dalam semalam. Akibatnya banyak sekali materi yang tak terbaca olehku, bisa ditebak, aku tak bisa menjawab soal-soal yang ada. IPK-ku hampir tak mengalami perubahan dari semester ke semester berikutnya. Aku hanya takut dengan IPK yang sekarang aku tak dapat lulus tepat waktu. Dan di 2014 aku ingin merubah senua itu. Aku ingin melatih diriku untuk menyukai membaca dan meninggalkan kebiasaan belajar SKS. Minimal membiasakan diri untuk membaca materi untuk esok hari sehingga dapat membuat lebih memahami materi.

4.Menjadi volunteer di sebuah yayasan ABK

Sebetulnya pada tahun 2013 ini aku sudah memiliki rencana untuk mendaftar di sebuah yayasan untuk ABK namun aku lupa hingga pendaftaran pun  ditutup. Yeah, aku ingin sekali menjadi menjadi volunteer di sana. Aku ingin mengenal mereka lebih dekat  dan belajar bagaimana mendidik dan membina anak-anak yang ABK sekaligus menerapkan ilmu yang kudapat dari kampus. Pengalaman seperti ini sangat penting untukku, karena jika hanya belajar sebatas teori rasanya tidak akan lengkap. Aku pun memiliki adik yang juga ABK, teori dan praktek sangat penting untukku, paling tidak aku dapat mengetauhi bagaimana mendidik dan bersikap pada adikku  tersebut. Aku berasal dari desa, di mana sebelum kuliah baik aku maupun keluarga tak mengerti tentang ABK dan penyakit-penyakit yang berkaitan dengan ABK.

5.Menerbitkan Novel

Ya, aku menyukai menulis sejak SMA dan beberapa kali ikut lomba menulis fiksi, namun tak pernah menang. Beberapa waktu lalu aku mendapat kesempatan mengikuti pelatihan menulis sehingga mendapatkan banyak ilmu tentang tulis-menulis. Dan dengan ilmu yang ku dapat ini, aku akan memperbaiki caraku menulis yang setelah kulihat kembali banyak sekali kesalahan dalam tulisan lamaku. Sehingga, tahun 2014 ini aku berharap dapat menulis novel dengan benar dan di accept oleh penerbit.

Tak ada yang istimewa memang, resolusiku ini mungkin bagi orang lain biasa saja. Tapi, itulah resolusi terluar biasa untukku. Dari rendah diri menjadi percaya diri itu tak semudah bibir ketika berbicara. Butuh berkali-kali mencoba, terkadang saat ingin ‘action’, rasa takut dan minder lebih dahulu menghalangi dan menghancurkan semuanya. Ya, seperti mengobati sebuah trauma, menjadi percaya diri pun perlu proses yang pelan-pelan.

Rasa percaya diri sangat penting untuk, karena bagiku rasa percaya diri adalah penentu dari kesuksesan resolusiku di tahun 2014 dan cita-citaku di masa depan.

Dalam hal ini aku hanya berpikir tentang hal-hal yang paling mungkin masih bisa aku lakukan di tahun 2014. Resolusi yang masih berpusat untuk diriku sendiri. Dan di tahun 2015 nanti aku berharap akan bisa membuat resolusi yang lebih banyak untuk orang lain.

Aku tak mau merubah orang lain sementara diriku sendiri belum bisa berubah. Aku juga sadar dalam menjalani resolusi ini akan banyak membutuhkan energi, oleh karena itu aku telah menyiapkan Kratingdaeng untuk tetap bisa menjaga stamina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline