Lihat ke Halaman Asli

Tradisi Mudik dan Kebijakan Harga Tiket Pesawat

Diperbarui: 5 Mei 2019   09:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Senin besok, kita sudah memasuki awal bulan Ramadhan. Dan bagi para perantau, sudah barang tentu bersiap-siap untuk mudik, mulai bergerilya mencari tiket maupun oleh-oleh.

Mudik pada saat lebaran merupakan fenomena sosial yang amat menarik setiap tahunnya. Begitu banyak masyarakat berbondong-bondong melakukan perjalanan yang jauh baik menggunakan kendaraan bermotor, kereta api, kapal laut maupun pesawat terbang hanya agar bisa 'pulang kampung', kembali bersilaturahmi dengan sanak saudara yang lama tidak berjumpa.

Hal yang lumrah saat ini, begitu banyak orang yang mengais rejeki sampai jauh di negeri orang, jauh diseberang lautan, sehingga lebaran merupakan momen yang tepat untuk berkumpul, berbagi suka, berbagi cerita dan bahkan berbagi kesuksesan.

Bagi perantau di daerah Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara yang masih mudah dijangkau dengan kendaraan darat, mudik bukan menjadi hal yang memberatkan, selain bisa menekan biaya perjalanan, pilihan kendaraan saat mudik cukup banyak, mulai dari menggunakan bus, kereta api dan juga menggunakan kendaraan pribadi baik roda empat maupun dua.

Belum lagi banyak program-program dari beberapa BUMN dan pihak swasta dalam menyediakan layanan bus gratis kepada para perantau untuk mudik ke kampung halaman. Jelas menjadi hal yang menggembirakan bagi para pemudik nantinya.

Namun momen mudik lebaran kali ini mungkin terasa agak memberatkan bagi para perantau yang bekerja dilaur pulau.

Jika menggunakan kapal laut, mudik harus dilakukan jauh-jauh hari mengingat keterbatasan sarana angkutan antar pulau besar yang tidak ada setiap harinya.

Sedangkan jika menggunakan layanan pesawat terbang, biaya yang harus dikeluarkan untuk perjalanan saat ini sangatlah besar. Dari beberapa pencarian di situs penjualan tiket, harga tiket pesawat udara seminggu sebelum lebaran sudah naik hampir 60% dari harga tiket normal pada hari-hari biasa.

Sebagai contohnya saya jika melakukan perjalanan pulang (Gorontalo -- Sumbawa), pada hari-hari biasa, saya bisa mendapatkan harga tiket pesawat udara paling murah dengan harga 1,5 juta rupiah. 

Atau pada mudik lebaran tahun 2018 kemaren, harga tiket terendah masih dikisaran 1,8 sampai 2 juta rupiah (harga tiket sekitar empat sampai tiga hari sebelum lebaran)

Jika dibandingkan dengan saat ini, harga tiket Gorontalo -- Sumbawa untuk keberangkatan seminggu sebelum lebaran saja sudah mencapai hampir 3 juta rupiah. Naik lebih dari 50% dari lebaran tahun 2018.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline