Lihat ke Halaman Asli

Tsabit Muhammad Al Azam

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Sinergi Positif di Posyandu: Kolaborasi dan Kepedulian untuk Masyarakat

Diperbarui: 23 Oktober 2024   09:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Kami memiliki beberapa program unggulan yang telah kami persiapkan dari kampus untuk pelaksanaan KKN nanti. Tim kami terbagi dalam beberapa divisi, yaitu Divisi Pendidikan & Kesehatan, Divisi Media Kreatif, dan Divisi Lingkungan. Untuk Divisi Pendidikan & Kesehatan, kami unggulkan program-program seperti kegiatan mengajar di sekolah dan pelaksanaan Posyandu.

Dalam program Posyandu, kami bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Puskesmas, Korem, dan perangkat desa, untuk memberikan arahan kepada masyarakat dan memfasilitasi tempat kegiatan. Setelah berdiskusi, lokasi yang dipilih adalah balai serba guna karena aksesnya yang mudah dan ruangannya yang memadai untuk menampung warga yang hadir.

Pada hari pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan mencakup pendataan, pemeriksaan tinggi dan berat badan, cek asam urat, gula darah, serta tekanan darah untuk deteksi hipertensi. Acara berlangsung dari pagi hingga siang hari, dan menariknya, beberapa warga datang lebih awal untuk membantu mempersiapkan segala sesuatunya, menciptakan suasana gotong royong yang hangat dan penuh kebersamaan.

Dalam program Posyandu yang kami adakan, sebenarnya saya merasa kurang memberikan penyuluhan yang memadai. Fokus pemeriksaan hanya pada asam urat, gula darah, dan hipertensi, tapi saya menyadari ada kondisi kesehatan lain yang juga perlu diperhatikan. Kemarin beberapa warga sempat bertanya tentang makanan dan kandungan gizinya, dan rasanya saya belum cukup memberi waktu untuk menjelaskan lebih banyak soal kesehatan mereka.

Namun, di sisi lain, saya sangat senang melihat antusiasme mereka. Bahkan bapak-bapak yang biasanya jarang hadir, kali ini banyak yang datang. Mereka tampak tertarik dan ikut terlibat, yang menurutku luar biasa.

Dari hasil pemeriksaan, karena saya yang memegang tensi, banyak yang menderita hipertensi, bahkan ada yang tekanan darahnya lebih dari 200. Salah satu bapak yang saya periksa merasa sehat dan tidak merasakan keluhan apa pun, jadi dia cenderung menyepelekan kondisi hipertensinya. Padahal, saat saya tanya, ternyata dia punya riwayat hipertensi dalam keluarga, tapi dia tidak rutin minum obat karena merasa baik-baik saja.

Itu yang mengkhawatirkan, banyak warga di sana yang berpikir selama mereka tidak sakit, tidak perlu minum obat, padahal hipertensi membutuhkan pengobatan rutin agar tekanan darah stabil. Menurutku, ini menjadi PR besar, pemerintah harus mengadakan pemeriksaan rutin karena banyak yang terkena hipertensi. Penyuluhan lebih lanjut sangat penting, karena jika dibiarkan, risiko stroke atau komplikasi lain bisa tinggi, bahkan dengan cedera kecil seperti jatuh.

Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline