Lihat ke Halaman Asli

Lebaran di Jogja yang Tak Istimewa Lagi

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ramadhan tahun ini tidak seperti ramadhan-ramadhan sebelumnya. Biasanya bisa ngumpul dengan keluarga untuk buka puasa bersama karena bisa mudik sebelum lebaran. Tetapi, Ramadhan tahun ini aku hanya bisa buka bersama dengan teman-teman sekamar saja dan kadang buka bersama teman-teman kampus yang kebetulan belum mudik.
Mengemban amanah dari Panti Asuhan Wahid Hasyim Yogyakarta sebagai Panitia Penghitungan dan penerimaan Zakat, Infaq dan Shadaqah, tahun ini aku harus bisa merelakan saat-saat puasa bersama keluarga. Karena aku harus bisa mengemban amanah ini dengan baik dan bertanggung jawab. Mulai dari penyebaran proposal, penjemputan zakat, infaq dan sahadaqah, jadwal jaga sekretariat panitia sampai pada penghitungan zakat, infaq dan shadaqah yang di laksanakan di penghujung bulan ramadhan ini.
Jogja sekarang tak seperti biasanya, di jalan-jalan sepi (tak seramai biasanya), susah mencari makan, warung-warung pada tutup karena penjualnya pada mudik ke kampung halamanya masing-masing. Tahun ini aku baru bisa mudik ke Pati Jawa Tengah (baca:rumah) pada tanggal 1 syawal 1432 H setelah sholat idul fitri. Kerena perjalanan dari jogja sampai ke Pati memerlukan kurang lebih lima sampai enam jam perjalanan sehingga baru bisa sampai ke rumah siang harinya. Yang biasanya tradisi di rumah sehabis sholat idul fitri langsung “Sungkeman” dengan bapak dan ibu untuk meminta maaf atas semua kesalahan dan kekurangan yang selama ini ada serta minta do’a tetapi tahun ini sehabis sholat idul fitri aku harus beres-beres barang dan segera mudik untuk bisa tetap “Sungkeman” dengan orang tua dan keluarga. Lebaran kali ini tak seistimewa biasanya karena aku baru bisa mudik dan kumpul keluarga di lebaran hari pertama (siang). Tetapi tidaklah mengapa, karena bisa berbuat dan bermanfaat bagi umat adalah suatu nikmat yang tiada taranya. Bersyukurlah kita yang masih diberikan nikmat dan kesempatan oleh Allah untuk bisa berkumpul dan merasakan hangatnya suasana lebaran bersama keluarga. Wallahu A’lam… [Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432 H_Mohon Maaf Lahir dan Batin].




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline