Lihat ke Halaman Asli

Zamin Zatua

Fotografi dan videografi

Pertempuran di Daerah Menteng

Diperbarui: 7 Januari 2022   17:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam saat mendengungnya proklamasi kemerdekaan Indonesia yang membakar jiwa dan semangat rakyat yang ingin merdeka, Menteng 31 adalah tempat pusat, dimana pemuda -- pemuda dari berbagai aliran dapat membentuk suatu organisasi " Komite van Aksi " yang mempunyai staf pimpinan dan terdiri dari pemuda -- pemuda berbagai golongan. Menteng 31 adalah Markas Besar Pemuda dan adalah merupakan lambing persatuan dan kesatuan tekad pemuda. Dengan adanya perpaduan dikalangan pemuda, maka hasrat untuk mewujudkan dan menegakkan Negara Republik Indonesia yang merdeka segera diberi kenyataan.

Disusunlah sebagai langkah pertama sebuah program yang disiarkan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Daerah dengan nama " Suara Rakyat " No.1. pada Pokoknya Suara Rakyat No.1 yang terdiri dari 3 lembar stensil adalah sebagai berikut :

  • Negara Kesatuan Indonesia telah berdiri tanggal 17 -- 8 -- 1945 dan Rakyat telah merdeka, bebas dari pemerintahan Asing.
  • Semua kekuasaan harus di tangan Negara dan Bangsa Indonesia
  • Jepang sudah kalah dan tidak ada hak untuk menjalankan kekuasaan lagi diatas bumi Indonesia
  • Rakyat Indonesia harus merebut senjata dari tangan Jepang
  • Segala perusahaan ( kantor, pabrik, tambang, perkebunan, dan lain -- lainnya ) harus direbut dan dikuasai oleh rakyat Indonesia dari tangan Jepang

Sebelum kita mengungkapkan Pertempuran sekitar Menteng 31, maka perlu dijelaskan : " Mengapa pemuda -- pemuda Menteng 31 dapat bergerak demikian cepat mempersiapkan diri menyongsong dan menegakkan Negara Proklamasi 17 -- 8 -- 1945 ? "

Gedung Menteng 31, pada zaman Jepang sudah banyak memancarkan api perjuangan melawan Jepang, di tempat inilah berkumpul para pemuda untuk memutar gerakannya terhadap kekuasaan Jepang, baik secara legal ( terang -- terangan ) maupun secara illegal ( di bawah tanah ). Dari Menteng 31 -- lah api perjuangan memancar ke seluruh Indonesia, semua gerakan -- gerakan perjuangan dalam melawan kekejaman serdadu -- serdadu Jepang terpusat ke Menteng 31, ketika itu benar -- benar menjadi barometer perlawanan rakyat terhadap fasisme Jepang.

Dalam pelaksanaan pembacaan teks proklamasi, aktivitas para pemuda Menteng 31 banyak dibutuhkan, dan selanjutnya aktivitas -- aktivitas sesudah Proklamasi Kemerdekaan banyak mempengaruhi dan memberi warna kepada gerakan -- gerakan perjuangan lainnya. Kelahiran badan perjuangan yang Bernama API ( singkatan dari Angkatan Pemuda Indonesia ) pada tanggal 1 September 1945, ternyata segera disambut oleh pemuda -- pemuda lainnya di daerah -- daerah, dan secara cepat berdiri pula cabang -- cabang dari Organisasi Pemuda Revolusioner Bersenjata yang Bernama API tersebut di berbagai daerah. Komando perjuangan dan perlawanan mulai secara teratur dikeluarkan Menteng 31. Kaum terpelajar, mahasiswa, tukang -- tukang becak, sopir -- sopir muda, buruh dan tani banyak berdatangan ke Menteng 31 untuk menerima instruksi -- instruksi lebih lanjut. Bahkan bukan untuk maksud itu saja, mereka banyak berdatangan dengan menyerahkan kendaraan -- kendaraan bermotor hasil rampasan dari Jepang. Dengan demikian maka Badan Perjuangan Menteng 31 merupakan Badan Perjuangan Pemuda Revolusioner yang kuat dan memiliki perlengkapan senjata yang lebih baik.

Cetusan api revolusi yang menyala dari Menteng 31 dengan cepat menjalar dan menjilat -- jilat ke segala sudut dan pelosok. Lebih -- lebih api revolusi itu semakin berkobar, ketika tantara Sekutu terus -- menerus menakut -- nakuti dengan sebentar -- sebentar kedengaran istilah " penjahat perang ".  Tetapi jiwa yang telah merdeka yang mengisi pekik " merdeka " telah bangkit dan tidak mengenal takut, walaupun hantu -- hantu perintang muncul dimana -- mana.

Perebutan kekuasaan dalam Jawatan Kereta Api dari tangan Jepang kepada Bangsa Indonesia tanggal 3 September 1945, mendapat perlawanan sedikit dari pihak Jepang. Jam 13.00 seluruh Jawatan Kereta Api Jakarta, Bengkel Manggarai, Depot Jatinegara dan lain -- lainnya telah jatuh ke tangan Bangsa Indonesia. Tindakan perebutan kekuasaan ini segera diikuti oleh Buruh Trem ( B.V.M.), Buruh Peredaran Film, pegawai -- pegawai Kantor, perusahaan -- perusahaan perkebunan dan lain -- lainnya.

Setelah sekutu Sekutu dan serdadu -- serdadu NICA sering turun ke jalan -- jalan, dimana mereka selalu beraksi di persimpangan -- persimpangan dengan melakukan penggeledahan kendaraan -- kendaraan dan orang -- orang yang mereka curigai, maka sejak itu sering terjadi kontak senjata dan berlanjut dengan pertempuran -- pertempuran antara BKR dengan Kesatuan -- Kesatuan perjuangan di satu pihak melawan mereka, dan API selalu terjun dalam setiap pertempuran bahu -- membahu dengan saudara -- saudara lainnya.

Diantara pemimpin -- pemimpin API yang terkenal dapat disebutkan ialah Chaerul saleh, Wikana, Adam Malik, Sutan Akbar, Pasyaribu, Sukarni, dan lain -- lain ( yang tergabung dalam Komite van Aksi ). Pada tanggal 18 November 1945 terjadi pertempuran yang hebat di sekitar Menteng, antara Prapatan -- Menteng, sehari penuh terjadi tembak menembak dengan serdadu -- serdadu NICA. Serdadu -- sedadu NICA dari Batalyon X menunjukkan keganasannya, banyak penduduk yang menjadi korban, dan diantara serdadu -- serdadu merekapun yang mati dalam pertempuran banyak terlihat yang segera diangkut dengan kendaraan -- kendaraan NICA. Sudah pertempuran tersebut, kontak senjata dengan pihak musuh sering terjadi hampir setiap hari.

Pada tanggal 11 Desember 1945 tentara Sekutu dan Belanda melancarkan aksi bersama, menduduki tempat -- tempat yang penting dan strategis didalam dan disekitar Kota Jakarta, salah satu tempat yang diincar mereka itu ialah Menteng 31. Pertempuran berkobar lagi dengan hebatnya, pada hari itu usaha mereka gagal, dan sesudah berkali -- kali dilakukan penyerbuan, ganti -- berganti serang -- menyerang, akhirnya Gedung Menteng 31 dapat diduduki tantara paying Sekut, dan kemudian diserahkan kepada RAPWI

Sesudah kejadian ini tantara Sekutu dan Belanda selalu mengadakan gerakan -- gerakannya untuk menghancurkan Kesatuan -- Kesatuan Perjuangan dengan selalu melakukan pelampiasan kekejaman -- kekejaman. Sehubungan dengan instruksi Pemerintah R.I bahwa Jakarta harus dikosongkan oleh T.K.R dan badan -- badan perjuangan lainnya, walaupun API ingin tetao bertahan di Jakarta untuk melancarkan aksi -- aksi gerilyanya, maka API pun terpaksa meninggalkan kota Jakarta walaupun agak terlambat ( awal 1946 ) dan untuk sementara mengundurkan pasukannya ke Klender dan sebagaian ke Krawang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline