Lihat ke Halaman Asli

Wali Majdub

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setelah membaca tulisan Om Cech di sini,yang membahas tentang Ziarah kubur,saya jadi teringat pengalaman waktu berziarah kubur ke salah satu makam Syekh di Bogor. Waktu itu saya berziarah berdua dengan seorang temen,setelah selesai berziarah dan berdoa,kami pun langsung pulang...ketika sedang berjalan tiba2 di belakang ada yang menepuk bahu temen saya,seorang kakek tua,berpakaian kumal,rambut nya yang acak-acakan,tidak beralas kaki,sperti pengemis...tiba-tiba dia berkata "Ane bagi rokok dong sebatang" trus temen saya,ngasih semua rokok yang ada pada nya... "Ane butuh nya cuman sebatang"dia bilang "udah ambil aja semua bib (sambil dia juga memberi uang)" "udah simpen aja duit ama rokok ente,masih banyak yang membutuhkan" Setelah itu dia pun pergi sambil mengepuskan asap roko nya. Saya sendiri cuman melongo ngeliat percakapan mereka berdua,dan sempet berpikir juga "aneh juga nih pengemis,di kasih duit nolak" Lalu kami pun berjalan pulang,di perjalanan temen saya bilang "majdub tuh,mil" "Apaan tuh"?(perasaan baru denger istilah majdub) "mereka adalah orang yang tenggelam dalam kerinduan dan kecintaan nya Pada Allah SWT...mereka lupa akan segala-galanya kecuali pada Allah SWT".Majdub juga merupakan tingkatan Wali yang paling kecil,karna cara mereka agak memaksa sama Allah(ga ada dari sono nya Wali, ingin jadi Wali)".yah mirip kayak orang gila gitu....... "Trus,emang penampilan nya emang begitu"? "Ada juga yang begitu tapi gak banyak,tujuan mereka begitu adalah untuk menyembunyikan kesholihan dan kewalian nya,mereka kelihatan seperti orang gila,seperti yang ngeledek kelakuannya,dan datang nya juga secara tiba-tiba,yah kayak orang yang ngetes gitu".dalam Hadist Rasulullah pun pernah di sebutkan orang seperti itu: "Barangkali orang yg berpakaian rombeng dan kumal yg diusir di pintu-pintu rumah itu, bila bersumpah dan berdoa kepada Allah, Dia segera mengabulkannya", (HR Muslim). "Ouw begitu,yah... kudu hati - hati juga ketemu orang yang begitu,doa nya langsung di ijabah,untung tadi kita baik ama dia,klo ngga, bisa di kutuk kita....heheee" "hahhaaaa.....sebelum nya ane juga pernah ngalamin ama guru ane,makanya ane tadi bilang ma nte klo dia majdub" "pantes..........tak terasa Waktu pun semakin larut,dan akhir nya kita telah tiba di rumah masing-masing" Saya pun langsung bertanya-tanya,ada juga wali yang begitu..tujuan nya mungkin supaya kita tidak memandang seseorang itu di lihat dari pakaian nya....dan juga supaya kita selalu menghormati dan menghargai orang, tak peduli dia pengemis maupun pejabat.... Dan orang seperti itu juga mengajarkan kita untuk Selalu berbagi dengan orang-orang yang kurang mampu (sperti para pengemis,peminta-minta),jika ada rezeki yang berlebih...... Saya sisipkan pula klarifikasi tingkatan wali dan kedudukan nya menurut Ibnu Arabi dalam kitab Futuhatul Makiyyah: 1. Wali Aqthab atau Wali Quthub Wali yang sangat paripurna. Ia memimpin dan menguasai wali diseluruh alam semesta. Jumlahnya hanya seorang setiap masa. Jika wali ini wafat, maka Wali Quthub lainnya yang menggantikan. 2. Wali Aimmah Pembantu Wali Quthub. Posisi mereka menggantikan Wali Quthub jika wafat. Jumlahnya dua orang dalam setiap masa. Seorang bernama Abdur Robbi, bertugas menyaksikan alam malakut. Dan lainnya bernama Abdul Malik, bertugas menyaksikan alam malaikat. 3. Wali Autad Jumlahnya empat orang. Berada di empat wilayah penjuru mata angin, yang masing-masing menguasai wilayahnya. Pusat wilayah berada di Kakbah. Kadang dalam Wali Autad terdapat juga wanita. Mereka bergelar Abdul Haiyi, Abdul Alim, Abdul Qadir dan Abdu Murid. 4. Wali Abdal Abdal berarti pengganti. Dinamakan demikian karena jika meninggal di suatu tempat, mereka menunjuk penggantinya. Jumlah Wali Abdal sebanyak tujuh orang, yang menguasai ketujuh iklim. Pengarang kitab Futuhatul Makkiyah dan Fushus Hikam yang terkenal itu, mengaku pernah melihat dan bergaul baik dengan ke tujuh Wali Abdal di Makkatul Mukarramah. Pada tahun 586 di Spanyol, Ibnu Arabi bertemu Wali Abdal bernama Musa al-Baidarani. Abdul Madjid bin Salamah sahabat Ibnu Arabi pernah bertemu Wali Abdal bernama Mu'az bin al-Asyrash. Beliau kemudian menanyakan bagaimana cara mencapai kedudukan Wali Abdal. Ia menjawab dengan lapar, tidak tidur dimalam hari, banyak diam dan mengasingkan diri dari keramaian. 5. Wali Nuqoba' Jumlah mereka sebanyak 12 orang dalam setiap masa. Allah memahamkan mereka tentang hukum syariat. Dengan demikian mereka akan segera menyadari terhadap semua tipuan hawa nafsu dan iblis. Jika Wali Nuqoba' melihat bekas telapak kaki seseorang diatas tanah, mereka mengetahui apakah jejak orang alim atau bodoh, orang baik atau tidak. 6. Wali Nujaba' Jumlahnya mereka sebanyak 8 orang dalam setiap masa. 7. Wali Hawariyyun Berasal dari kata hawari, yang berarti pembela. Ia adalah orang yang membela agama Allah, baik dengan argumen maupun senjata. Pada zaman nabi Muhammad sebagai Hawari adalah Zubair bin Awam. Allah menganugerahkan kepada Wali Hawariyyun ilmu pengetahuan, keberanian dan ketekunan dalam beribadah. 8. Wali Rajabiyyun Dinamakan demikian, karena karomahnya muncul selalu dalam bulan Rajab. Jumlah mereka sebanyak 40 orang. Terdapat di berbagai negara dan antara mereka saling mengenal. Wali Rajabiyyun dapat mengetahui batin seseorang. Wali ini setiap awal bulan Rajab, badannya terasa berat bagaikan terhimpit langit. Mereka berbaring diatas ranjang dengan tubuh kaku tak bergerak. Bahkan, akan terlihat kedua pelupuk matanya tidak berkedip hingga sore hari. Keesokan harinya perasaan seperti itu baru berkurang. Pada hari ketiga, mereka menyaksikan peristiwa ghaib. Berbagai rahasia kebesaran Allah tersingkap, padahal mereka masih tetap berbaring diatas ranjang. Keadaan Wali Rajabiyyun tetap demikian, sesudah 3 hari baru bisa berbicara. Apabila bulan Rajab berakhir, bagaikan terlepas dari ikatan lalu bangun. Ia akan kembali ke posisinya semula. Jika mereka seorang pedagang, maka akan kembali ke pekerjaannya sehari-hari sebagai pedagang. 9. Wali Khatam Khatam berarti penutup. Jumlahnya hanya seorang dalam setiap masa. Wali Khatam bertugas menguasai dan mengurus wilayah kekuasaan ummat nabi Muhammd,saw. Yah dalam kitab ini pun tidak di jelaskan tentang Wali Majdub,saya sendiri pun masih kurang paham dalam hal penamaan mungkin di sini kita bisa Sharing,dan jika ada kekurangan mohon di maafkan. Sumber foto :disini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline